"Saya hadir sebagai rakyat biasa bersama teman-teman semua, suara orang orang gelisah yang melihat demokrasi saat ini, ini bukan negara milik keluarga tertentu. Kalau ada nomor dalam UU, kemudian hanya ada keluarga tertentu. Miris melihat ini semua," imbuhnya.
BACA JUGA:Honda Brio Mobil Sporty Desain Kompak Memikat Banyak Penggemar Dipasaran, Harga yang Terjangkau
BACA JUGA:Perpustakaan Desa Yang Ada Di Seluma Berkesempatan Dapat Bantuan Dari Perpusnas, Ini Caranya!
Reza meminta rakyat mengawal bersama sampai revisi UU Pilkada ini benar-benar tidak disahkan DPR. Reza mengaku tidak mewakili kelompok mana pun hadir dalam demo ini.
"Hati-hati, teman-teman, semua ini, semoga kita bisa mengawal ini terus, ada keputusan menunda 30 menit, lalu kemudian ditunda, mudah-mudahan inilah yang seharusnya mereka lakukan, tidak ada keputusan itu bisa lahir hari ini," kata Reza.
Selain Reza, terlihat juga komunitas StandupIndo berorasi di depan gedung DPR saat aksi tolak revisi UU Pilkada. Mereka mengatakan kehadiran mereka dalam aksi ini bukan untuk melucu.
"Jangan berharap kami lucu, karena lebih lucu yang di dalam sana (gedung DPR)," kata komika Abdur Arsyad saat orasi di atas mobil komando depan gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).
Sementara itu, komika lainnya, Ari Kriting, menyampaikan aksi para komika di DPR adalah bentuk keprihatinannya terhadap kondisi bangsa saat ini. Dia menyebut anggota Dewan tidak mewakili suara rakyat.
"Kita hadir di sini untuk menuntut aksi solidaritas, karena kita sudah capek. Sudah capek. Kita melihat dengan gamblang, bagaimana wakil rakyat kita tidak mewakili suara rakyat," ujar Ari.