Ebrahim Raisi, Sosok Presiden yang Sempat Buat Duia Khawatir Akibat Serang Israel

Senin 20-05-2024,14:17 WIB
Reporter : Radar Seluma
Editor : Radar Seluma

Dia menggantikan Hassan Rouhani, yang pencapaian utamanya adalah perjanjian nuklir tahun 2015 dengan negara-negara besar yang memberi Iran keringanan sanksi internasional.

 

Seperti kelompok ultrakonservatif lainnya, Raisi mengkritik keras kubu pendahulunya setelah presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump secara sepihak menarik AS dari pakta nuklir pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran.

 

Raisi pun mengambil kendali negara yang sedang mengalami krisis sosial dan ekonomi.

 

Setelah menggambarkan dirinya sebagai pembela masyarakat miskin dalam pemberantasan korupsi, Raisi mengumumkan langkah-langkah penghematan yang menyebabkan kenaikan tajam harga beberapa bahan pokok. Hal ini memicu kemarahan publik terhadap tingginya biaya hidup.

 

Kemudian, pada akhir tahun 2022, gelombang protes nasional meletus menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat untuk perempuan.

 

Dalam peristiwa penting pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi, yang merupakan musuh lama kawasan, mengumumkan kesepakatan mengejutkan yang memulihkan hubungan diplomatik.

Namun, perang Gaza yang pecah pada tanggal 7 Oktober antara Israel dan Hamas, menyebabkan ketegangan regional kembali meningkat. Peningkatan ketegangan bahkan mendorong Iran meluncurkan ratusan rudal dan roket langsung ke Israel pada bulan lalu.

 

Sebelum kecelakaan helikopter yang dinaikinya pada hari Minggu (19/5) kemarin, Raisi menekankan dukungan Iran terhadap Palestina, yang merupakan inti dari kebijakan luar negeri negara tersebut sejak Revolusi Islam. Raisi menegaskan bahwa "Palestina adalah isu pertama dunia Muslim."

 

Lahir pada tahun 1960 di kota Masyhad di timur laut, Raisi saat masih muda, belajar teologi dan yurisprudensi Islam di bawah bimbingan Khamenei.

Kategori :