SELEBAR, Radar Seluma.Com, - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tais kembali mendapat sorotan. Ini terkait tidak adanya dokter spesialis saat pasien ingin melakukan kontrol. Tak adanya dokter spesialis tersebut disebabkan aksi mogok kerja yang dilakukan para dokter spesialis. disebabkan belum dicairkannya insentif sejak bulan Juni yang lalu.
BACA JUGA:Mobil Paling Termahal di Dunia Simbol Kemewahan Bagi Mereka yang Kantong Tebal
BACA JUGA:Top 5 Mobil Sport Tercanggih di Dunia Otomotif
Terkait dengan adanya aksi mogok kerja dokter spesialis tersebut. Direktur RSUD Tais, dr Raden Sanata Jaya mengatakan, beberapa ketidak hadirannya dokter spesialis dikarenakan adanya urusan pribadi. Mulai dari urusan keluarga hingga urusan anak termasuk ususan pribadi. Bahkan ada beberapa orang tengah mengikuti pelatihan.
Namun, dikatakannya anggaran untuk pembayaran insentif pada tahun 2023, kurang. Hanya mampu untuk membiayai hingga bulan Juni, dengan total anggaran sebesar Rp 2,6 M. Hanya saja, dalam perjalanannya, hanya mampu sampai pada bulan Juni. Sehingga kekurangan tersebut sudah dilakukan penambahan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P).
"Pada APBD Perubahan Senin lalu, sudah diusulkan dan telah disepakati penambahan sebesar Rp 1,5 M lebih," sampainya.
Dirinya juga mengatakan, keterlambatan dalam pembayaran insentif tersebut tidaklah disengaja. Melainkan karena ketersediaan anggaran untuk satu tahun, tapi hanya mampu untuk enam bulan saja. Serta melalui tahapan administrasi dan mekanisme yang harus dilewati. Jika kebutuhan anggaran pada enam bulan pertama di tahun 2023 tersebut, sudah mampu membayar insentif dan honor dari 120 honor tenaga kontrak yang ada di RSUD Tais.