Yaitu melaksanakan amalan semata memperoleh pujian dari orang. Yang mana pahala baginya adalah sanjungan dan ketenaran itu, bukan pahala dari Allah.
Kedua Riya Syirik,
yaitu mengerjakan ibadah yang diperintah Allah dan lantaran menginginkan sanjungan dari manusia. Sehingga bercampur antara perintah yang wajib dengan amalan berdasarkan hawa nafsunya.
Nabi SAW dalam sabdanya mengkhawatirkan riya yang semacam ini, sebagaimana dalam hadits dari Mahmud bin Labid Al-Anshari
إنَّ أخْوَفَ ما أخافُ عليكم الشِّركُ الأصْغَرُ، قالوا: وما الشِّركُ الأصْغَرُ يا رسولَ اللهِ؟ قال: الرِّياءُ؛ يقولُ اللهُ عزَّ وجلَّ لهم يومَ القِيامةِ إذا جُزِيَ الناسُ بأعمالِهم: اذْهَبوا إلى الذين كنتُم تُراؤون في الدُّنيا، فانظُروا هل تَجِدون عِندَهُم جزاءً؟
Artinya:
"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya, "Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya"." Allah 'Azza Wajalla pada hari Kiamat ketika memberi balasan amal para hamba berfirman, "Pergilah kalian kepada mereka yang kalian riya' di hadapan mereka ketika kalian berada di dunia lalu perhatikan apakah kalian mendapatkan pada mereka balasan?" (HR Ahmad).
BACA JUGA: Dua Pria Ini Melakukan Perbuatan Terlarang! Keduanya Diringkus Polres Seluma
BACA JUGA:Kapasitas PLTS Terapung Cirata Akan Diekspansi hingga 500 MWp
Itulah gambaran larangan perbuatan Riya semoga kita terhindar dari sifat Riya' sehingga menghilangkan rasa keikhlasan dan berakibat amal ibadah kita sia-sia dan terjebak dalam Riya Syirik dan pasa akhirnya menjerumuskan kita ke murkaan Allah SWT. (djl)