Abdul Muthalib menjawab,
“Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi”
Berjalan waktu apa yang menjadi impian Abdul Muthalib menjadi kenyataan, akhirnya Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW orang yang yang paling terpuji dan paling mulia di segenap penduduk bumi dan langit
Dalam Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir RA mengomentari perkataan Abdulmutholib ini. Beliau mengatakan:
“Allah ‘azzawajalla telah mengilhamkan kepada mereka untuk menamai Nabi dengan nama Muhammad (orang yang terpuji).
Hal ini karena dalam diri beliau telah tertanam sifat-sifat yang luhur, agar menjadi sepadan antara nama dan tindakan, dan agar sinkron antara nama dan yang diberi nama, baik dalam hal nama maupun tindak-tanduknya” (Bidayah wan Nihayah 1: 669)
riwayat lain menjelaskan dalam Raudhatul Unuf, Imam As-Suhaili menukilkan riwayat tersebut.
Kisahnya berawal dari perjalanan kakek beliau; Abdul Mutholib menuju negeri Syam bersama tiga orang rekannya untuk suatu keperluan bisnis.
Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang rahib (pendeta). Sang rahib menanyakan,
“Dari mana kalian?”