“Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, 'Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?' Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali.
Dan (Allah) bertanya, 'Berapa lama engkau tinggal (di sini)?' Dia (orang itu) menjawab, 'Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang)
Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.' Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, 'Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu'." (QS. Al-Baqarah: 259p)
Keledai atau khimar ini merupakan tunggangan setia Nabi Uzair dalam menjalankan dan menyebarkan Agama Allah dalam menegakan tauhidnya bahkan Keledai atau Khimar tersebut selalu setia hingga Nabi Uzair meninggal dunia. Nabi Uzair AS adalah nabi yang diutus kepada Bani Israil (Bangsa Yahudi) untuk memberi petunjuk.
6. Semut Nabi Sulaiman AS
BACA JUGA: DPRD Seluma Sepakat Tambah Rp500 Juta Untuk BPJS
Salah satu muhjizsy Nabi Sulaiman AS adalah bisa berbicara dengan semua binatang suatu ketika Nabi Sulaiman AS ingin berangkat berperang namun sekumpulan Semut berada di hadapan pasukan Nabi Sulaiman AS takut Semut- sebut tersebut mati bila di lalui dan di injak pasukan perangnya maka Semut ini ditemui oleh Nabi Sulaiman yang memiliki anugerah dari Allah SWT
Dijelaskan dalam surat An-Naml ayat 18 bahwa semut ini banyak melakukan puasa dan separuh kurma saja tidak habis dimakannya meski dalam satu tahun lamanya.
"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml:18)