Setelah mengetahui permasalahannya, mencari cara agar nasib bayi itu tidak terlunta-lunta dan bisa bersama lagi dengan ibu kandungnya. Abu Nawas pergi ke pengadilan dengan membawa seorang algojo. Abu Nawas menyuruh meletakkan bayi yang diperebutkan itu di atas meja. Bayi itu?" kedua ibu yang saling berebut itu.
Saya akan bertanya sekali lagi. Adakah di antara kalian berdua yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibunya yang asli?" ujar Abu Nawas bayi ini adalah anakku," jawab kedua ibu itu serentak. Baikah karena kalian berdua sama-sama menginginkan bayi ini, dengan terpaksa saya akan membelah bayi ini menjadi dua," jawab Abu Nawas.
BACA JUGA:Messi Masuk Daftar Penumpang Tujuan Indonesia..Berikut Nama Skuat Argentina Lainnya!
Perempuan pertama sangat bahagia dan langsung menyetujui usulan tersebut. Sementara itu, perempuan yang kedua menangis histeris dan memohon agar Abu Nawas tidak melakukan hal tersebut dan meminta tolong untuk tidak belah bayi tersebut serahkan saja dia pada wanita itu. Aku rela asalkan dia tetap hidup," isaknya.
Abu Nawas ketika mendengar jawaban akhirnya, dia tahu siapa ibu dari bayi itu yang sebenarnya. lalu, menyerahkan sang bayi pada perempuan kedua yang merupakan ibu kandungnya setelah itu, Abu Nawas meminta agar pengadilan menghukum wanita yang pertama sesuai dengan kejahatannya tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh, apalagi di hadapannya sendiri.
Akhirnya, permasalahan pun dapat selesaibayi akhirnya dapat bersatu dengan ibu kandungnya. Abu Nawas dan Enam Ekor Lembu" Raja Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk menghadap ke istana. Raja ingin menguji Abu Nawas sampai di hadapan Raja. Raja Harun berkata “Hai, Abu Nawas. Aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai berbicara.
Bisakah mendatangkan mereka dalam waktu satu minggu? Kalau gagal, aku akan penggal lehermu!” Baiklah tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuan”, jawab Abu Nawas semua orang dalam istana yang hadir pada saat itu berkata dalam hati “Mampuslah kau, Abu Nawas. Abu Nawas kemudian memohon diri untuk pulang ke rumah. Ia duduk berdiam dan merenungkan keinginan raja.