Setelah itu Putri Candrawathi pun turun ke lantai dan mengajak Bripka RR, Bharada E, Kuat Ma'ruf dan korban Brigadir J untuk ke rumah dinas Duren Tiga dengan alasan isolasi mandiri.
Sesampainya di rumah dinas Brigadir J turun pertama kali untuk membukakan gerbang rumah dinas Duren Tiga. Putri Candrawathi pun turun dan masuk ke dalam rumah dan masuk ke kamar utama yang diikuti Kuat Ma'ruf dan Bharada E yang naik ke lantai 2.
Sementara Bripka RR berjaga-jaga di depan garasi bersama seorang asisten rumah tangga. Sedang korban Brigadir J berada di halaman samping rumah dinas Duren Tiga.
Tak lama Ferdy Sambo pun tiba yang sejatinya diawali oleh ajudan bernama Romer, lalu mobil yang ditumpangi Sambo maju hingga ke pertigaan rumah dinas Duren Tiga.
"Ferdy Sambo memerintahkan agar sopir berhenti dan terdakwa Ferdy Sambo turun hingga beberapa langkah, senjata yang dibawa Ferdy Sambo jatuh. Saat itu ajudan Romer menghampiri dengan tujuan untuk mengambil senjata yang jatuh namun Ferdy Sambo melarangnya dengan mengatakan, 'Biarkan saya saja'," kata Jaksa.
Saat itu Ferdy Sambo sudah menganakan sarung tangan berwarna hitam seolah-olah sudah siap untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J. Kedatangan Ferdy Sambo diketahui Bripka RR yang berdiri di depan garasi.