PURBOSARI - Masih ingat dengan produk Gula Semut yang dikelola masyarakat Desa Purbosari Kecamatan Seluma Barat yang pernah dilaunching Pemerintah Kabupaten sampai Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Usaha tersebut tidak ada lagi dan sudah mati. Dikatakan Kades Purbosari Tri Iswahyudi, bahwa Gula Semut yang pernah ada di Purbosari sudah tutup dan tidak ada lagi akibat terkendala pemasaran.
" Waktu itu iya sempat launching ,jalan sebentar sudah itu tutup Sekitar 4 bulan gula Semut dari Purbosari sudah dijual sampai Kota Bengkulu tapi harga yang lumayan mahal dan pembuatannya cukup rumit serta tempat pemasarannya kurang mengakibatkan masyarakat tidak lagi mengelola Gula Semut" kata Tri.
Saat ini usaha UMKM di Desa Purbosari yang masih jalan pembuatan Gula Merah yang saat ini ada sekitar 20 orang pelaku usahanya di Purbosari.
" Kalau gula merah saat ini lancar, untuk hasil pelaku usaha Purbosari bisa capai 200 kg/hari dan per kilogramnya harganya Rp 12 ribu sampai dengan Rp 15 Ribu. Untuk pemasarannya lancar karena diambil oleh tengkulak langsung, untuk pelaku usaha tidak ada yang terjun langsung menjual ke pasar rata-rata diambil oleh tengkulak" tambahnya.
Lanjutnya, mengapa masyarakat lebih ingin menjual dengan tengkulak karena untuk pinjaman modal pelaku usaha gula merah lebih mudah dapatkan pinjaman dari pada berurusan dengan perbankan,kalau dengan perbankan butuh persyaratan sedangkan ditengkulak langsung diberi pinjaman dari pada anggunan.
" Banyak kendala di kalangan pelaku usaha yang berada di Desa Purbosari tidak sedikit yang tutup akibat tempat pemasarannya tidak ada. Kini gula merah yang masih bertahan karena ada tengkulak yang siap tampung gula merah" sampai Tri.(ndo)