Nabi Muhammad SAW: Sang Rasul yang Mengajarkan Persaudaraan di Atas Segala Perbedaan

Nabi Muhammad SAW: Sang Rasul yang Mengajarkan Persaudaraan di Atas Segala Perbedaan

Radarseluma.disway.id - Nabi Muhammad SAW: Sang Rasul yang Mengajarkan Persaudaraan di Atas Segala Perbedaan--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Islam adalah agama rahmat yang diturunkan Allah SWT sebagai petunjuk bagi seluruh manusia tanpa membedakan suku, bangsa, maupun warna kulit. Rasulullah Muhammad SAW hadir membawa risalah yang tidak hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga menegakkan nilai-nilai persaudaraan (ukhuwah) yang melampaui segala perbedaan. Dalam sejarah hidup beliau, umat manusia diajarkan bahwa persaudaraan dan persatuan lebih utama daripada sekadar perbedaan latar belakang.

Persaudaraan yang diajarkan Rasulullah SAW bukan sekadar konsep, tetapi diterapkan dalam kehidupan nyata, terutama ketika beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Inilah teladan agung yang hingga kini menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia untuk membangun kehidupan yang damai, harmonis, dan penuh kasih sayang.

Persaudaraan dalam Pandangan Al-Qur’an

Al-Qur’an secara tegas menegaskan pentingnya persaudaraan antar manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 10:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini menjelaskan bahwa hubungan antara sesama Muslim bukan hanya sebatas pertemanan atau sekadar hubungan sosial, tetapi merupakan ikatan persaudaraan yang hakiki. Oleh sebab itu, bila terjadi perselisihan, maka kewajiban orang beriman adalah mendamaikan, bukan memperuncing konflik.

Selain itu, Al-Qur’an juga menekankan bahwa perbedaan manusia adalah ketetapan Allah, bukan alasan untuk berpecah belah. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan bangsa, suku, maupun budaya bukan untuk saling membenci, melainkan agar manusia bisa saling mengenal dan melengkapi satu sama lain. Kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh keturunan atau kekayaan, melainkan oleh ketakwaannya.

BACA JUGA:Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah

Teladan Rasulullah SAW dalam Membangun Persaudaraan

Sejarah Rasulullah SAW penuh dengan kisah-kisah yang menunjukkan betapa beliau menjunjung tinggi nilai persaudaraan di atas segala perbedaan. Beberapa peristiwa penting yang menunjukkan hal ini antara lain:

1. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar

Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin yang meninggalkan Mekkah dengan kaum Anshar yang menerima mereka di Madinah. Persaudaraan ini tidak hanya sebatas formalitas, tetapi diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hingga berbagi harta dan tempat tinggal.

Sumber:

Berita Terkait