Kisah Yucun, Evolusi Inspiratif Sebuah Desa yang Mengilustrasikan Filosofi Pertumbuhan Hijau Tiongkok d

Kisah Yucun, Evolusi Inspiratif Sebuah Desa yang Mengilustrasikan Filosofi Pertumbuhan Hijau Tiongkok d

Kota Tianhuangping, Kabupaten Anji, Provinsi Zhejiang--

 

HUZHOU, TIONGKOK, Radarseluma.disway.id - Serangkaian kegiatan yang menyoroti kemajuan ekologi diselenggarakan pada 15 Agustus, bertepatan dengan Hari Ekologi Nasional ketiga TIONGKOK.

BACA JUGA:Standar Pelayanan Minimal, Menjamin Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Dasar Layak di BS

Fokusnya adalah melindungi lingkungan ekologis, mengatasi perubahan iklim, dan bagaimana departemen meteorologi Tiongkok mengambil tindakan. Tahun ini, Desa Yucun, yang terletak di Kabupaten Anji, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, menjadi pusat perhatian, menjadikannya desa yang paling banyak dibicarakan di Tiongkok selama periode tersebut.

 

Tahun ini menandai peringatan 20 tahun konsep penting "Perairan jernih dan pegunungan yang rimbun adalah aset tak ternilai"—sebuah prinsip panduan yang telah mengarahkan transisi hijau Tiongkok. Pengunjung dari seluruh dunia telah berbondong-bondong ke desa Yucun yang indah ini, tempat konsep tersebut lahir, ingin menelusuri evolusi ekonomi Tiongkok dari model yang digerakkan oleh sumber daya menjadi model yang berpusat pada keberlanjutan.

 

BACA JUGA:Toyota Hilux Desain Tinggi, Gagah, dan Mewah dengan Mesin Bertenaga

 

Selama 20 tahun terakhir, desa ini telah mengalami transformasi dramatis. Desa ini tidak hanya mengubah nasibnya sendiri, tetapi juga menunjukkan bagaimana komitmen suatu bangsa terhadap pembangunan hijau dapat membentuk kembali lanskap pedesaan dan mengubah kehidupan masyarakat.

Dua dekade lalu, Yucun dikenal karena alasan yang sangat berbeda.

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, desa seluas 4,9 kilometer persegi ini berkembang pesat sebagai "desa terkaya" di Anji berkat cadangan batu kapurnya yang berkualitas tinggi. Namun, penambangan tersebut menimbulkan dampak ekologis yang sangat besar: "Mengusir burung-burung yang ketakutan dari pegunungan; pasir dan kerikil memenuhi udara"—sebuah gambaran nyata dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.

 

Ketika desa memutuskan untuk menutup tambang dan pabrik semennya, hanya sedikit yang mengantisipasi bahwa langkah ini akan membuka jalan bagi jalur pembangunan yang benar-benar baru. Kini, prasasti batu di pintu masuk desa, yang bertuliskan "Air jernih dan pegunungan yang rimbun adalah aset yang tak ternilai", berdiri tidak hanya sebagai simbol transformasi model pembangunan Yucun, tetapi juga sebagai mercusuar bagi integrasi sumber daya.

Sumber:

Berita Terkait