Menyambut Musibah dengan Iman dan Ilmu: Jalan Menuju Ketenangan dan Hikmah
Radarseluma.disway.id - Menyambut Musibah dengan Iman dan Ilmu: Jalan Menuju Ketenangan dan Hikmah--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Musibah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap insan pasti akan mengalami berbagai bentuk ujian baik berupa kehilangan, kesedihan, bencana alam, maupun kegagalan dalam hidup. Bagi seorang mukmin, musibah bukan sekadar penderitaan, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat keimanan serta ilmu. Dalam menghadapi musibah, keimanan yang kuat dan pemahaman ilmu yang benar menjadi benteng kokoh yang menjaga hati tetap tenang dan pikiran tetap jernih.
Maka penting bagi kita untuk memahami bagaimana cara menyambut musibah dengan sikap yang benar, bukan dengan ratapan, keluhan, atau keputusasaan, melainkan dengan iman dan ilmu yang membimbing kita menuju ridha Allah dan hikmah yang tersembunyi di balik setiap ujian.
Hakikat Musibah dalam Pandangan Islam
Musibah dalam Islam bukanlah bentuk murka Allah semata, tetapi bisa menjadi tanda cinta-Nya kepada hamba yang beriman. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa musibah adalah bagian dari takdir Allah yang harus diterima dengan keimanan. Bahkan, Allah menjanjikan ketenangan hati bagi mereka yang menyambut musibah dengan keimanan. Di sinilah pentingnya ilmu, karena dengan ilmu seseorang dapat memahami bahwa di balik musibah, ada hikmah yang mungkin tidak langsung tampak.
BACA JUGA:Syuhada di Bulan Safar: Jejak Perjuangan dan Dakwah Para Pahlawan Iman
Peran Iman dalam Menyikapi Musibah
Iman adalah pondasi utama dalam menghadapi musibah. Seorang mukmin yang yakin kepada takdir Allah akan selalu berkata seperti yang diajarkan dalam Al-Qur’an:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: "Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156)
Ucapan ini bukan sekadar lisan, melainkan manifestasi dari hati yang menerima takdir Allah dengan lapang. Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ"
Sumber: