Menjadi Muslim yang Menebar Manfaat Lewat Hijrah: Transformasi Diri Menuju Kebaikan Umat

Menjadi Muslim yang Menebar Manfaat Lewat Hijrah: Transformasi Diri Menuju Kebaikan Umat

Radarseluma.disway.id - Menjadi Muslim yang Menebar Manfaat Lewat Hijrah: Transformasi Diri Menuju Kebaikan Umat--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Dalam dinamika kehidupan modern yang serba cepat, kebutuhan akan perubahan diri ke arah yang lebih baik menjadi semakin mendesak. Dalam Islam, proses perubahan tersebut dikenal sebagai hijrah. Namun, hijrah bukan hanya tentang berpindah tempat secara fisik, tetapi lebih mendalam yakni transformasi ruhani dan moral menuju keridhaan Allah SWT. Dalam konteks kekinian, menjadi Muslim yang menebar manfaat melalui hijrah merupakan bentuk pengamalan ajaran Islam secara nyata dan kontributif terhadap masyarakat.

Makna Hijrah dan Relevansinya dalam Kehidupan

Secara bahasa, hijrah berarti meninggalkan atau berpindah. Dalam konteks Islam, hijrah secara historis merujuk pada peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Namun secara substansial, hijrah juga berarti berpindah dari kondisi yang buruk menuju kondisi yang lebih baik, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kesia-siaan menuju kebermanfaatan.

Rasulullah SAW bersabda:

"الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ"

Artinya: "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa makna hijrah tidak terbatas pada pergerakan fisik, tetapi lebih kepada perubahan spiritual dan moral.

Hijrah adalah gerbang menuju islah (perbaikan diri) yang pada akhirnya menjadikan seorang Muslim pribadi yang bermanfaat. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

"خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ"

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)

Dengan demikian, hijrah sejati harus menghasilkan pribadi yang tidak hanya taat secara individu, tetapi juga peduli dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: "Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, jika mereka mengetahui." (QS. An-Nahl: 41)

Ayat ini menunjukkan bahwa hijrah karena Allah mendatangkan dua kebaikan: di dunia dan di akhirat. Artinya, hijrah yang benar akan menciptakan kehidupan yang lebih baik tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain melalui nilai-nilai manfaat yang ditanamkan.

BACA JUGA:Hijrah Digital di Bulan Muharam: Meniti Jalan Kebaikan di Era Siber

Bentuk Hijrah Menuju Muslim yang Bermanfaat

1. Hijrah dari Egoisme Menuju Kepedulian Sosial

Seorang Muslim yang hijrah akan semakin menyadari pentingnya menjadi bagian dari solusi umat. Ia tidak lagi hidup hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain. Misalnya, dengan aktif dalam kegiatan sosial, membantu sesama, dan menyebarkan semangat ukhuwah Islamiyah.

2. Hijrah dari Pasif Menjadi Produktif

Seorang Muslim yang berhijrah akan termotivasi untuk mengisi waktunya dengan hal-hal yang produktif. Ia tidak menyia-nyiakan waktunya dalam kesia-siaan, melainkan menggunakannya untuk belajar, berdakwah, dan berkarya demi kebaikan.

3. Hijrah dari Diam Menjadi Inspiratif

Dalam era digital, seorang Muslim yang berhijrah akan menggunakan media sosial dan teknologi untuk menyebarkan kebaikan, bukan justru menebar hoaks atau kebencian. Ia menyadari bahwa dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar, tapi bisa dilakukan dari mana saja.

4. Hijrah dari Rasa Takut Menjadi Pejuang Nilai-Nilai Kebaikan

Perubahan zaman menuntut keberanian untuk tampil sebagai agen perubahan. Muslim yang hijrah tidak takut berbeda selama yang dilakukan benar dan membawa manfaat bagi masyarakat.

BACA JUGA:Menjaga Pandangan dan Hati: Hijrah Menuju Kesucian Diri di Era Digital

Teladan dari Rasulullah dan Para Sahabat

Hijrah Rasulullah SAW ke Madinah bukan hanya tentang pelarian, melainkan peralihan menuju strategi dakwah yang lebih luas. Di Madinah, beliau membangun masyarakat yang adil, damai, dan produktif. Para sahabat yang berhijrah bersamanya menjadi pelopor pembangunan peradaban Islam.

Sahabat Abdurrahman bin Auf RA, misalnya, adalah contoh konkret Muslim yang menebar manfaat melalui hijrah. Setelah hijrah ke Madinah dalam keadaan miskin, beliau bekerja keras hingga menjadi dermawan besar yang hartanya digunakan untuk jihad dan membantu kaum miskin.

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Hijrah bukan sekadar simbol perubahan tahun hijriah, melainkan ajakan untuk mentransformasikan diri menjadi lebih baik. Seorang Muslim sejati adalah mereka yang mampu menjadikan hijrahnya sebagai pintu masuk untuk bermanfaat bagi orang lain. Karena sejatinya, nilai kemuliaan seorang Muslim tidak hanya dilihat dari seberapa sering ia beribadah, tetapi seberapa besar manfaat yang ia tebarkan di sekelilingnya.

Bulan Muharam sebagai awal tahun baru Islam adalah momentum yang tepat untuk melakukan evaluasi diri dan berhijrah ke arah kebaikan. Mari jadikan hijrah bukan sekadar slogan, tetapi sebagai spirit perubahan untuk menjadi Muslim yang tidak hanya saleh secara pribadi, tetapi juga maslahat bagi umat. Karena hijrah sejati adalah perjalanan menuju Allah, dengan membawa sebanyak mungkin kebaikan untuk sesama.

"Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak."(QS. An-Nisa: 100) (djl)

Sumber:

Berita Terkait