Hijrah Digital di Bulan Muharam: Meniti Jalan Kebaikan di Era Siber
Radarseluma.disway.id - Hijrah Digital di Bulan Muharam: Meniti Jalan Kebaikan di Era Siber--
"Muharam dan Semangat Hijrah yang Relevan Sepanjang Zaman"
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Bulan Muharam merupakan bulan pembuka dalam kalender Hijriah, sekaligus salah satu dari empat bulan haram (suci) yang diagungkan dalam Islam. Di dalamnya, umat Islam diingatkan kembali pada peristiwa besar hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi tonggak perubahan besar dalam sejarah dakwah Islam. Momentum ini bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan simbol perubahan total menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih diridhai oleh Allah SWT.
Di era digital seperti saat ini, semangat hijrah memiliki makna yang semakin luas dan kontekstual. Hijrah tak hanya berarti perpindahan fisik, tetapi juga transformasi mental, moral, dan spiritual, termasuk dalam dunia digital yang kita geluti setiap hari. Maka, Muharam bisa menjadi waktu yang sangat tepat untuk melakukan "hijrah digital" beralih dari penggunaan teknologi yang negatif menuju pemanfaatan digital secara produktif, etis, dan bernilai ibadah.
Urgensi Hijrah dalam Dunia Digital
Perkembangan teknologi dan internet telah membuka akses tanpa batas terhadap informasi, komunikasi, dan hiburan. Namun, bersamaan dengan itu, dunia digital juga membawa tantangan besar: maraknya hoaks, ujaran kebencian, pornografi, cyberbullying, hingga kecanduan media sosial yang menguras waktu dan menjauhkan manusia dari nilai-nilai ruhani.
Dalam konteks ini, hijrah digital menjadi sangat penting. Hijrah bukan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga berpindah dari perilaku buruk ke perilaku baik, dari kebiasaan sia-sia menuju aktivitas yang lebih bermanfaat. Allah SWT berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu masuk Islam di antara kaum Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.” (QS. At-Taubah: 100)
Ayat ini menunjukkan betapa mulianya orang-orang yang berhijrah demi kebaikan dan mengikuti jalan para pendahulu dalam kebenaran. Dalam dunia digital, mengikuti kebaikan berarti menghindari konten destruktif, menjaga etika dalam berkomunikasi daring, serta menyebarkan kebaikan melalui platform digital yang ada.
BACA JUGA:Hijrah dan Keteguhan dalam Ujian Hidup: Menapaki Jalan Tegar Menuju Ridha Ilahi
Hadis dan Nilai Hijrah yang Mendalam
Rasulullah SAW bersabda:
«الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ»
Artinya: “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari, no. 6484)
Hadis ini memberikan makna luas bahwa hijrah bukan hanya tindakan fisik, tetapi lebih kepada proses spiritual dan moral. Dalam konteks digital, ini berarti berhijrah dari aktivitas-aktivitas online yang melalaikan, berdosa, atau merusak moral dan akhlak kita.
Contohnya, seseorang yang sebelumnya sering membagikan konten yang tidak bermanfaat atau bahkan negatif, kemudian berubah dan mulai menyebarkan ilmu, dakwah, serta konten inspiratif — maka ia termasuk dalam golongan orang yang berhijrah. Begitu pula dengan mereka yang mampu mengurangi waktu yang berlebihan di media sosial dan menggantinya dengan aktivitas membaca Al-Qur’an digital atau mengikuti kajian daring.
Langkah-Langkah Praktis Hijrah Digital
1. Menyaring Informasi dengan Bijak:
Dunia maya dipenuhi dengan banjir informasi. Hijrah digital mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya.
2. Meninggalkan Konten Haram dan Tidak Bermanfaat:
Seperti meninggalkan tontonan maksiat, game yang membuat lalai, atau komentar negatif dan provokatif.
3. Menggunakan Teknologi untuk Ibadah dan Kebaikan:
Mengikuti kajian daring, mendengarkan murottal, berdakwah di media sosial, atau membuat konten positif yang membangun karakter umat.
4. Menjaga Etika dan Akhlak Digital:
Berkomentar santun, tidak menyebar aib orang lain, serta menjaga interaksi yang baik di dunia maya sebagaimana di dunia nyata.
BACA JUGA:Menyucikan Hati di Bulan Muharam: Meraih Kedekatan Ilahi di Bulan yang Mulia
Refleksi: Mengapa Ini Penting di Era Kita
Di zaman ini, identitas kita tidak hanya ditentukan oleh perilaku di dunia nyata, tetapi juga jejak digital kita. Bahkan, seseorang bisa mendapatkan pahala atau dosa dari aktivitas yang dilakukannya secara online. Maka, penting bagi kita untuk menjadikan hijrah digital sebagai bagian dari komitmen keislaman kita di abad ke-21.
Kita harus sadar bahwa setiap klik, share, like, dan posting bisa menjadi amal jariyah atau sebaliknya, menjadi sumber dosa yang terus mengalir. Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk melakukan evaluasi diri dan memanfaatkan momentum Muharam untuk memperbarui niat, memperbaiki kebiasaan digital, dan menjadikan media digital sebagai sarana kebaikan dan dakwah.
Muharam sebagai Titik Awal Perubahan
Hijrah adalah perjalanan perubahan menuju yang lebih baik. Muharam, sebagai bulan yang sarat dengan nilai spiritual dan sejarah agung, adalah waktu yang sangat tepat untuk memulai perubahan, termasuk di dunia digital. Hijrah digital bukan hanya trend, melainkan keharusan moral dan spiritual di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Mari kita manfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dan menjadi agen perubahan positif di ruang digital. Dengan begitu, kita tak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pemakmur dunia maya dengan nilai-nilai keislaman yang luhur.
Semoga kita semua mampu menjadikan Muharam ini sebagai momentum hijrah digital dari yang buruk menuju yang baik, dari yang sia-sia menuju yang bermakna, dari keterikatan dunia menuju orientasi akhirat. Dengan semangat hijrah, semoga kita diberi kekuatan untuk memperbaiki diri dan menyebarkan kebaikan di dunia nyata maupun dunia maya. (djl)
Sumber: