Hijrah dan Keteguhan dalam Ujian Hidup: Menapaki Jalan Tegar Menuju Ridha Ilahi
Radarseluma.disway.id - Hijrah dan Keteguhan dalam Ujian Hidup: Menapaki Jalan Tegar Menuju Ridha Ilahi--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hijrah adalah transformasi ruhani dan jasmani seorang hamba menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT. Namun, jalan hijrah tidaklah mudah. Ia penuh ujian, cobaan, bahkan pengorbanan. Keteguhan dalam menghadapi ujian hidup menjadi bagian tak terpisahkan dari proses hijrah. Sebagaimana para nabi, sahabat, dan orang-orang saleh dahulu yang mengalami cobaan berat dalam perjalanan menuju ketaatan, begitu pula kita sebagai umat akhir zaman harus siap menghadapi dinamika ujian dalam proses berhijrah.
Dalam Al-Qur'an dan Hadis, banyak kisah dan ayat yang menggambarkan keutamaan hijrah serta bagaimana Allah memuliakan orang-orang yang teguh dalam keimanannya meskipun di tengah cobaan berat. Artikel ini mengajak kita merenungi nilai hijrah dan pentingnya keteguhan hati dalam ujian hidup, dengan landasan yang kokoh dari Al-Qur'an, Sunnah Nabi, dan refleksi kehidupan para salafus salih.
Makna Hijrah dalam Islam
Secara bahasa, hijrah berasal dari kata "hajara" yang berarti meninggalkan, berpindah, atau memutuskan. Sedangkan dalam istilah syar’i, hijrah berarti berpindah dari sesuatu yang Allah benci menuju sesuatu yang Allah cintai. Hal ini mencakup berpindah dari kekufuran menuju iman, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kesia-siaan menuju keberkahan.
Allah SWT berfirman:
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةًۚ
Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak...” (QS. An-Nisa: 100)
Ayat ini memberikan motivasi kepada siapa pun yang memulai perjalanan hijrah, bahwa Allah telah menyediakan kemudahan dan keluasan rezeki bagi mereka. Namun, seringkali jalan itu dipenuhi tantangan dan kesulitan yang menuntut keteguhan iman.
BACA JUGA:Menyucikan Hati di Bulan Muharam: Meraih Kedekatan Ilahi di Bulan yang Mulia
Ujian Hidup: Sunatullah bagi Orang Beriman
Dalam berhijrah, seseorang akan diuji untuk mengukur sejauh mana keikhlasan dan kesungguhannya. Ujian ini bukanlah tanda kebencian Allah, melainkan bentuk kasih sayang-Nya agar kita naik derajat dalam iman.
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Cobaan akan datang berupa tekanan lingkungan, kesulitan ekonomi, rasa kesepian, hingga godaan untuk kembali kepada kebiasaan lama. Keteguhan hati (tsabat) menjadi benteng yang menjaga jiwa agar tetap istiqamah di jalan Allah.
Keteladanan Nabi dan Para Sahabat dalam Ujian Hijrah
Kisah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah adalah contoh agung dari perjuangan menegakkan Islam. Beliau tidak hanya menghadapi ancaman fisik, tetapi juga fitnah dan tekanan sosial. Demikian pula sahabat seperti Bilal bin Rabah yang disiksa karena mempertahankan kalimat tauhid.
Dalam hadis disebutkan:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ...
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang paling baik setelah mereka...” (HR. Tirmidzi no. 2398, shahih)
Hadis ini menegaskan bahwa semakin tinggi keimanan seseorang, semakin besar pula ujian yang dihadapi. Tetapi setiap ujian adalah jalan menuju kemuliaan jika dihadapi dengan sabar dan tegar.
BACA JUGA:Hijrah Menjadi Pribadi Amanah: Fondasi Integritas dalam Kehidupan Muslim
Strategi Menjaga Keteguhan dalam Hijrah
1. Menguatkan Tauhid dan Keimanan
Menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah akan menenangkan hati. Bersandar kepada Allah adalah kunci utama dalam keteguhan.
2. Memperbanyak Doa dan Dzikir
Doa merupakan senjata mukmin. Rasulullah SAW mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Artinya: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 2140, hasan)
3. Mencari Lingkungan yang Sholeh
Berada dalam lingkungan yang baik akan membantu memperkuat tekad dan menumbuhkan semangat dalam berhijrah.
4. Belajar dari Sirah dan Kisah Para Ulama
Menyerap hikmah dari kisah perjuangan orang-orang shalih akan membakar semangat dan membentuk mental tahan uji.
Buah Manis dari Keteguhan dalam Hijrah
Setiap langkah hijrah yang ditempuh dengan sabar dan ikhlas akan diganjar oleh Allah dengan keberkahan dan kemuliaan. Bahkan sekalipun nyawa menjadi taruhannya, Allah menjanjikan surga.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُو۟لَـٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Hijrah adalah perjalanan spiritual menuju kedekatan dengan Allah, dan setiap langkahnya akan diuji oleh berbagai bentuk cobaan. Namun, ujian itu bukanlah akhir, melainkan jembatan menuju kemuliaan. Keteguhan hati adalah kunci untuk menjaga langkah agar tetap istiqamah dalam jalan kebaikan. Dengan bekal iman, doa, dan lingkungan yang mendukung, insyaAllah setiap hijrah yang kita tempuh akan bernilai ibadah dan mengantarkan kepada ridha-Nya.
Marilah kita menjadikan bulan-bulan mulia seperti Muharam sebagai momentum untuk memperkuat niat hijrah dan membangun keteguhan jiwa dalam menghadapi segala ujian hidup. Jangan pernah gentar melangkah di jalan Allah, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Semoga kita semua termasuk dalam barisan orang-orang yang berhijrah dengan penuh keteguhan hingga akhir hayat. (djl)
Sumber: