Meningkatkan Ketulusan dalam Beribadah di Bulan Dzulqa’dah

Meningkatkan Ketulusan dalam Beribadah di Bulan Dzulqa’dah

Radarseluma.disway.id - Meningkatkan Ketulusan dalam Beribadah di Bulan Dzulqa’dah--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu dari empat bulan haram (الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ) dalam kalender Islam yang dimuliakan Allah SWT. Bulan ini terletak sebelum Dzulhijjah, bulan yang di dalamnya terdapat ibadah haji dan hari raya Idul Adha. Keistimewaan bulan Dzulqa’dah bukan hanya karena letaknya yang strategis dalam urutan bulan hijriyah, tetapi juga karena nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Di antara amal penting yang perlu ditingkatkan pada bulan ini adalah ibadah yang disertai dengan ketulusan (الإِخْلَاصُ).

Ketulusan atau ikhlas dalam beribadah menjadi ruh dari setiap amal seorang hamba. Tanpa ketulusan, ibadah yang dilakukan bisa menjadi sia-sia di sisi Allah. Maka, momen mulia seperti bulan Dzulqa’dah ini patut dijadikan sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah, bukan hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi keikhlasan hati.

Makna Ketulusan (Ikhlas) dalam Islam

Secara bahasa, ikhlas (الإخلاص) berarti memurnikan atau membersihkan sesuatu dari campuran. Dalam konteks ibadah, ikhlas bermakna memurnikan niat semata-mata karena Allah SWT, tanpa ada niat untuk mendapatkan pujian, sanjungan, atau keuntungan duniawi lainnya.

Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ ۝

"Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.'"
(QS. Az-Zumar: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa perintah utama dalam beragama adalah menyembah Allah dengan niat yang tulus dan bersih dari riya (pamer), sum’ah (ingin didengar), atau tujuan dunia lainnya.

BACA JUGA:Menghidupkan Malam dengan Doa dan Dzikir di Bulan Dzulqa’dah

Pentingnya Ikhlas dalam Ibadah

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan mendapatkan balasan) sesuai dengan apa yang ia niatkan."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi landasan utama dalam semua aspek ibadah dalam Islam. Amal yang secara lahiriah tampak besar dan mulia tidak akan bernilai jika tidak dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Sebaliknya, amal kecil yang dilakukan dengan tulus akan memiliki bobot yang besar di sisi Allah.

Mengapa Bulan Dzulqa’dah Menjadi Momen Penting?

Bulan Dzulqa’dah memiliki kedudukan khusus karena termasuk bulan haram, sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ، فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ

Sumber:

Berita Terkait