Menghiasi Hidup dengan Akhlak Mulia
Radarseluma.disway.id: Menghiasi Hidup dengan Akhlak Mulia--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, akhlak seringkali menjadi aspek yang terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, dalam Islam, akhlak merupakan fondasi utama dalam membangun kepribadian seorang Muslim sejati. Rasulullah SAW tidak hanya datang untuk menyampaikan wahyu, tetapi juga sebagai teladan akhlak yang sempurna bagi seluruh umat manusia. Allah SWT telah menyatakan dalam Al-Qur'an yang mana terdapat dalam Surat Al-Qalam ayat 4 yang mana berbunyi:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Ayat ini menegaskan bahwa akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW merupakan representasi dari ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, setiap Muslim dituntut untuk menghiasi hidupnya dengan akhlak mulia demi kebahagiaan Dunia dan Akhirat.
BACA JUGA:Meningkatkan Iman Dengan Amal Shalih
Pengertian Akhlak Mulia dalam Islam
Secara bahasa, akhlak berasal dari kata khuluq yang berarti perangai, tabiat, atau kebiasaan. Sedangkan secara istilah, akhlak adalah sifat atau karakter yang tertanam dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak secara spontan tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu. Dalam Islam, akhlak tidak hanya berkaitan dengan hubungan sesama Manusia, tetapi juga hubungan dengan Allah SWT, makhluk hidup lain, bahkan dengan alam.
Akhlak mulia meliputi berbagai aspek seperti kejujuran, kesabaran, amanah, rendah hati, pemaaf, dermawan, dan menjaga lisan. Semuanya merupakan perintah Allah dan dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai Teladan
Nabi Muhammad Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak umat Manusia, sebagaimana beliau bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلَاقِ
Artinya: "Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." (HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Hadist ini menjadi bukti bahwa misi utama kenabian adalah menanamkan dan menegakkan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan Manusia. Kejujuran Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam berdagang, kesabaran beliau dalam menghadapi cercaan, kasih sayang beliau terhadap anak-anak dan hewan, hingga keadilan beliau dalam memutuskan perkara menjadi teladan yang tak terbantahkan.
BACA JUGA:Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam
Akhlak Terhadap Allah SWT
Akhlak seorang hamba kepada Allah SWT mencakup rasa takut, harap, tawakal, syukur, sabar, dan ikhlas. Allah SWT memerintahkan Manusia untuk bertawakal kepada-Nya dalam setiap urusan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 23 yang mana berbunyi:
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Ma'idah: 23)
Menjaga akhlak kepada Allah SWT berarti menjaga kualitas ibadah, menjauhi maksiat, serta menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Islam sangat menekankan pentingnya menjalin hubungan baik antar Manusia. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim disebutkan yang mana berbunyi:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam kehidupan sosial, akhlak mulia terwujud dalam bentuk saling tolong-menolong, memaafkan kesalahan orang lain, tidak menyakiti, dan menjaga lisan dari ghibah dan fitnah. Semua ini menjadi cermin kualitas iman seseorang.
Buah dari Akhlak Mulia
Menghiasi diri dengan akhlak mulia akan membawa kedamaian hati, mempererat hubungan antar Manusia, dan menciptakan masyarakat yang harmonis. Bahkan, akhlak mulia menjadi salah satu sebab terbesar seseorang masuk Surga. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Abu Dawud dan Tirmidzi yang mana berbunyi:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Artinya: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amal pada hari kiamat daripada akhlak yang baik."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadist ini menunjukkan betapa penting dan tingginya nilai akhlak dalam pandangan Allah SWT. Seorang Muslim yang mungkin tidak banyak ibadah sunnahnya, tetapi menjaga akhlaknya, bisa lebih mulia di sisi Allah SWT dibanding mereka yang rajin ibadah namun akhlaknya buruk.
BACA JUGA:Syawal sebagai Waktu untuk Menjaga Hati dari Maksiat
Upaya Membentuk Akhlak Mulia
Menuntut ilmu agama secara rutin untuk mengenal hakikat akhlak dan cara menumbuhkannya.
Bersahabat dengan orang-orang saleh yang bisa menjadi teladan dalam akhlak.
Muhasabah diri setiap hari, menilai kekurangan dan memperbaiki kesalahan.
Berdoa kepada Allah agar diberikan akhlak yang baik, sebagaimana doa Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang berbunyi:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ، لاَ يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا، لاَ يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: "Ya Allah, tunjukilah aku kepada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan jauhkanlah dariku akhlak yang buruk, karena tidak ada yang bisa menjauhkannya dariku kecuali Engkau."
(HR. Muslim)
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Akhlak mulia bukan sekadar hiasan dalam Islam, melainkan bagian inti dari keimanan seseorang. Seorang Muslim yang ingin mendapat ridha Allah SWT dan sukses Dunia Akhirat harus menjadikan akhlak sebagai gaya hidup. Dalam masyarakat modern yang penuh ujian moral, akhlak menjadi cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi taufik oleh Allah SWT untuk memperindah diri dengan akhlak sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW. (djl)
Sumber: