Syawal sebagai Waktu untuk Menjaga Hati dari Maksiat

Syawal sebagai Waktu untuk Menjaga Hati dari Maksiat

Radarseluma.disway.id - Syawal sebagai Waktu untuk Menjaga Hati dari Maksiat--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Bulan Ramadhan telah berlalu, meninggalkan jejak tarbiyah (pendidikan) ruhani yang mendalam bagi jiwa seorang mukmin. Ia bukan sekadar bulan ibadah yang penuh dengan puasa dan shalat malam, tetapi juga madrasah pengendalian diri dari berbagai maksiat lahir dan batin. Namun, pertanyaannya adalah: apakah bekas-bekas Ramadhan itu tetap terjaga saat Syawal tiba? Ataukah semangat itu perlahan pudar, digantikan oleh kelalaian dan godaan syahwat yang kembali membelenggu hati?

Bulan Syawal menjadi momen penting untuk membuktikan apakah pelatihan spiritual selama Ramadhan benar-benar membekas dalam hati seorang hamba. Inilah saat yang tepat untuk menjaga hati dari kemaksiatan, agar jiwa tetap bersih dan istiqamah dalam ketaatan.

BACA JUGA:Menjadi Muslim yang Bermanfaat bagi Orang Lain

Syawal: Bulan Ujian Setelah Pelatihan Ramadhan

Syawal secara bahasa berarti "peningkatan", dan secara spiritual bermakna peningkatan kualitas iman dan amal setelah melalui Ramadhan. Bulan ini seharusnya menjadi ladang pembuktian bahwa pelatihan sebulan penuh dalam Ramadhan bukanlah ibadah musiman, melainkan titik tolak menuju kehidupan yang lebih bersih dari maksiat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 69 yang mana berbunyi: 

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut: 69)

Ayat ini menegaskan bahwa perjuangan dalam menjaga keimanan, termasuk dalam menjaga hati dari maksiat setelah Ramadhan, akan dibalas oleh Allah dengan hidayah dan pertolongan-Nya.

BACA JUGA:Keutamaan Dzikir dalam Kehidupan Sehari-hari

Pentingnya Menjaga Hati Setelah Ramadhan

Hati adalah pusat segala amalan. Jika hati bersih, maka seluruh anggota tubuh akan ikut bersih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi: 

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, menjaga hati dari maksiat bukanlah perkara remeh. Ia adalah inti dari segala amal. Syawal menjadi bulan strategis untuk mempertahankan kebersihan hati dari dosa, agar tidak kembali pada kebiasaan buruk sebelum Ramadhan.

BACA JUGA:Belajar dari Kisah Para Sahabat dalam Beribadah

Bentuk-Bentuk Maksiat Hati yang Harus Dijaga

Sumber:

Berita Terkait