Menghadapi Rintangan Hidup dengan Sabar dan Syukur

Menghadapi Rintangan Hidup dengan Sabar dan Syukur

Radarseluma.disway.id - Menghadapi Rintangan Hidup dengan Sabar dan Syukur--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Hidup adalah ujian. Setiap manusia, tanpa terkecuali, akan menghadapi berbagai rintangan, baik dalam bentuk kesulitan maupun kemudahan. Ada kalanya seseorang diuji dengan kemiskinan, kehilangan orang tercinta, kegagalan dalam usaha, sakit, ataupun berbagai bentuk cobaan lainnya. Di sisi lain, ada pula yang diuji dengan kelimpahan rezeki, kesehatan, dan kemuliaan. Dua sikap yang paling utama dalam menyikapi ujian kehidupan ini adalah sabar ketika ditimpa musibah dan syukur saat menerima nikmat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menciptakan cobaan tanpa maksud. Rintangan dan ujian hadir untuk menguji keimanan dan keteguhan hati hamba-Nya, sekaligus mendekatkan mereka kepada Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami makna sabar dan syukur serta bagaimana keduanya menjadi kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Makna Sabar dalam Menghadapi Rintangan

Sabar dalam bahasa Arab berarti al-habs, yakni menahan. Dalam konteks agama, sabar adalah menahan diri dari rasa putus asa, marah, dan keluh kesah dalam menghadapi cobaan. Sabar terbagi menjadi tiga macam: sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir atau musibah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155 - 156 yang mana berbunyi: 

وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ • ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali’." (QS. Al-Baqarah: 155–156)

Ayat ini menunjukkan bahwa kesabaran adalah sifat yang mendatangkan pahala besar dan ridha Allah. Orang yang bersabar adalah mereka yang menerima ujian dengan hati yang ridha dan lisan yang penuh dzikir, bukan keluhan.

Nabi Muhammad Rasulullah SAW  bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang artinya: 

"Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya." (HR. Bukhari no. 1469, Muslim no. 1053)

Hadits ini menegaskan bahwa sabar bukanlah sesuatu yang instan, namun bisa dilatih. Ketika seseorang berusaha menahan dirinya dari keluhan dan amarah, maka Allah akan menambahkan kesabaran dan kekuatan pada dirinya.

BACA JUGA:Menghindari Sifat Sombong dan Merasa Paling Baik

Makna Syukur di Tengah Nikmat dan Rintangan

Syukur adalah bentuk pengakuan atas nikmat Allah dengan hati, lisan, dan perbuatan. Bersyukur tidak hanya dalam kondisi lapang, tetapi juga dalam kesempitan, karena selalu ada nikmat tersembunyi dalam setiap ujian.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7 yang mana berbunyi: 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"
(QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini, Allah menjanjikan tambahan nikmat bagi orang-orang yang pandai bersyukur. Bahkan dalam kondisi sulit, orang yang bersyukur akan mampu melihat sisi positif dan hikmah di balik cobaan.

Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi: 

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu pun baik baginya." (HR. Muslim no. 2999)

Hadits ini menunjukkan bahwa sabar dan syukur adalah dua sikap utama yang akan mengantarkan seorang mukmin kepada kebaikan dunia dan akhirat.

BACA JUGA:Belajar dari Kisah Para Sahabat dalam Beribadah

Penjelasan dan Hikmah

Ketika rintangan datang, manusia cenderung fokus pada rasa sakit dan kesulitan yang dihadapi. Namun Islam mengajarkan bahwa di balik setiap ujian, Allah menyimpan rahmat dan pelajaran hidup. Dengan bersabar, kita menahan diri dari prasangka buruk kepada Allah dan tetap istiqamah dalam kebaikan. Dengan bersyukur, kita mampu melihat nikmat Allah yang masih melimpah, walaupun dalam kondisi sulit.

Para ulama menyebutkan bahwa sabar adalah separuh dari iman, dan syukur adalah separuh lainnya. Dengan demikian, kehidupan seorang Muslim senantiasa berada di antara dua sikap mulia ini. Bahkan dalam riwayat disebutkan bahwa para nabi dan orang-orang shalih adalah mereka yang paling banyak mendapatkan ujian, karena mereka paling sabar dan paling bersyukur.

BACA JUGA:Meningkatkan Ibadah Sunnah sebagai Bentuk Syukur

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Sabar dan syukur bukan hanya sikap sementara, tetapi bagian dari karakter seorang mukmin sejati. Sabar menjaga kita dari keluh kesah dan putus asa, sementara syukur menjaga kita dari kesombongan dan lupa diri. Dua hal ini harus senantiasa dilatih dalam kehidupan sehari-hari, agar hati kita tetap tenang menghadapi cobaan dan bersih saat menerima nikmat.

Marilah kita jadikan setiap rintangan hidup sebagai jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Hadapilah dengan sabar, dan nikmatilah dengan syukur. Niscaya hidup akan terasa lebih ringan dan penuh makna. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang sabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kelapangan. Aamiin. (djl)

Sumber:

Berita Terkait