Meneladani Akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam Berpuasa
Senin 03-03-2025,14:30 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Meneladani Akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam Berpuasa--
Puasa adalah ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam menjalankan ibadah puasa, baik dalam cara beliau berpuasa maupun dalam akhlak yang beliau tunjukkan selama bulan Ramadan dan puasa sunnah lainnya.
Akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam berpuasa mencerminkan kesabaran, kasih sayang, ketakwaan, dan kedisiplinan.
Dalam Al-Qur’an dan hadits, banyak dalil yang menunjukkan bagaimana beliau menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Dari ayat ini, jelas bahwa tujuan utama puasa adalah mencapai Ketaqwaan. Rasulullah SAW telah menunjukkan ketakwaan ini dalam perilaku dan akhlaknya saat berpuasa.
"Akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam Berpuasa"
Pertama:
Kesabaran dan Ketahanan Diri
Nabi Muhammad Rasulullah SAW menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi lapar, haus, dan segala ujian selama berpuasa. Beliau tidak pernah mengeluh, bahkan tetap menjalankan aktivitas dakwah dan jihad dalam keadaan berpuasa.
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berbunyi:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ، فَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ
Artinya:
"Puasa itu adalah perisai. Maka pada hari seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan janganlah ia bertindak bodoh. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.’" (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa salah satu akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam berpuasa adalah menghindari perbuatan tercela dan menjaga lisan serta emosi.
Kedua:
Kedermawanan yang Meningkat Selama Ramadan
Nabi Muhammad Rasulullah SAW lebih dermawan saat bulan Ramadhan dibanding hari-hari lainnya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim, Ibnu Abbas berkata yang berbunyi:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya:
"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya.
Jibril menemuinya setiap malam Ramadhan untuk mengajarkan Al-Qur'an kepadanya. Dan sungguh, Rasulullah SAW lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang bertiup." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Hadits ini, kita diajarkan untuk memperbanyak sedekah dan berbagi kebaikan selama Ramadhan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
Ketiga:
Menjaga Ibadah dengan Khusyuk
Nabi Muhammad Rasulullah SAW tidak hanya berpuasa secara fisik tetapi juga memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, Shalat malam, dan berdzikir. Dalam hadis lain disebutkan
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
"Barang siapa yang menghidupkan Ramadhan dengan keimanan dan penuh harapan akan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadikan Ramadhan sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah.
Keempat:
Menyegerakan Berbuka dan Mengakhirkan Sahur
Nabi Muhammad Rasulullah SAW ketika Puasa di bulan Ramadhan maupun puasa-puasa lainnya selalu menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya:
"Manusia akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi Muhammad Rasulullah juga bersabda berkenan dengan makan sahur sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya:
"Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sini, kita belajar bahwa akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam berpuasa juga mencakup kebijaksanaan dalam mengatur waktu makan agar lebih kuat menjalankan ibadah.
Maka dari penjelasan diatas dapatlah kita simpulkan bahwa teladan akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam berpuasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan, kesabaran, memperbanyak ibadah, memperkuat hubungan sosial dengan sedekah, serta mengikuti Sunnah dalam hal berbuka dan sahur.
Semua ini bertujuan agar Puasa kita bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi sarana meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita mencontoh Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah Puasa, dengan meneladani akhlak beliau, Puasa kita menjadi lebih bermakna dan memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam menjalankan ibadah Puasa. (djl)
Sumber: