SELUMA! Demi Emas?. Air Boleh Keruh, Sawah Boleh Retak? Pemerintah Berfikir Tidak Dampak Buruknya?
Febrinanda Putra Pratama--
Seluma – Sementara anggota DPRD ada yang mendukung di bukanya tambang emas di Kabupaten Seluma. Penolakan muncul dari salah satu anggota DPRD Seluma, yakni Febrinanda Putra Pratama SH dari fraksi PDIP yang merupakan ketua Bapemperda DPRD Seluma.
"Saya ingin menyampaikan kegelisahan dan keprihatinan saya atas perkembangan terkini terkait izin tambang emas di Kabupaten Seluma. Informasi yang saya terima menyebutkan bahwa proses perizinan hampir selesai, dan kini hanya menunggu pengesahan terakhir di tingkat provinsi" sampainya,Selasa (8/7).
Dilanjutkannya, keberadaan tambang emas ini nantinya apakah membuat masyarakat Kabupaten Seluma bersyukur atau harus khawatir karena tambang ini bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat.
" Sebagai wakil rakyat, saya dihadapkan pada dilema besar. Haruskah saya bersyukur karena ada investasi yang masuk? Ataukah saya harus khawatir karena tambang ini bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat?" Jelasnya lagi.
Lanjutnya bahwa alam Diseluma bukan untuk dirusak melainkan untuk dijaga untuk keberlangsungan ekosistem dan juga masyarakat yang bergantung dari Alam.
BACA JUGA:Menteri ATR/BPN: Siap-Siap, Pegawai Harus Mau Ditempatkan di Seluruh Indonesia!
" Saya ingin mengingatkan, emas bukan hanya milik kita hari ini, tapi juga milik anak cucu kita di masa depan. Alam ini bukan sekadar warisan, tapi juga amanah yang harus dijaga. Jika hari ini kita membiarkan perizinan tambang berjalan tanpa jaminan perlindungan lingkungan dan keadilan sosial, maka kita sedang menggadaikan masa depan generasi mendatang" tambahnya.
Dirinya juga mendapat kabar bahwa pemerintah provinsi mendapat saham 20 % dari hasil tambang tersebut. Walaupun kebenaran kabar tersebut masih harus dicari kebenarannya.
" Yang lebih mengkhawatirkan, saya mendengar kabar adanya pembagian saham hingga 20% untuk pemerintah provinsi. Lalu bagaimana dengan warga Seluma? Apakah kita hanya mendapat debu dari tambang dan janji manis yang belum tentu ditepati?" Tegasnya.
Tambahnga, tambang ini bukan berada jauh di pegunungan, tapi ada di sekitar tempat tinggal kita di kebun, di sawah, bahkan di belakang rumah warga. Jika lingkungan rusak, air tercemar, sawah retak, dan banjir melanda, maka kitalah yang akan merasakan dampaknya, bukan para pejabat di kota besar atau investor yang tinggal jauh dari sini.
" Saya tegaskan, saya tidak menolak investasi, dan tidak anti pembangunan. Tapi saya menolak jika pembangunan itu merugikan rakyat dan menghancurkan lingkungan. Kita harus mengutamakan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan.Sebagai masyarakat Seluma, kita punya hak untuk tahu, hak untuk bersuara, dan hak untuk menentukan masa depan daerah ini. Karena itu, saya mendesak Pemerintah Kabupaten Seluma agar bersikap tegas. Jangan hanya diam, jangan hanya mengikuti arus. Kita harus berani bersuara dan memperjuangkan hak rakyat" tutupnya. (ndo)
Sumber: