Menghindari Perbuatan Ghibah dan Fitnah

Menghindari Perbuatan Ghibah dan Fitnah

Radarseluma.disway.id - Menghindari Perbuatan Ghibah dan Fitnah--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Dalam kehidupan sehari-hari, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap individu pasti akan berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Dalam proses interaksi tersebut, sering kali muncul perilaku yang tidak terpuji seperti ghibah (menggunjing) dan fitnah (menyebarkan kabar bohong atau memutarbalikkan fakta). Keduanya merupakan penyakit sosial yang sangat berbahaya dan dapat merusak hubungan antarmanusia serta meruntuhkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah.

Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan dan kehormatan orang lain. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang bisa menjaga lisannya, maka ia dijamin surga. Oleh karena itu, memahami bahaya ghibah dan fitnah serta berusaha menjauhinya adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesucian jiwa dan memperkuat kualitas iman.

BACA JUGA:Keteladanan Pengorbanan dan Keikhlasan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Pengertian Ghibah dan Fitnah

Ghibah

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang tidak ia sukai, meskipun hal itu benar.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْغِيبَةُ؟ قَالَ: "ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ" قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: "إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ، فَقَدْ بَهَتَّهُ"

Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu?" Beliau menjawab, "Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci." Lalu ditanyakan, "Bagaimana jika yang aku katakan itu benar ada pada saudaraku?" Beliau menjawab, "Jika memang benar ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya. Namun jika tidak, maka engkau telah memfitnahnya."
(HR. Muslim)

Hadits ini secara tegas menunjukkan bahwa membicarakan aib orang lain, meski itu fakta, tetap termasuk dosa besar jika dilakukan tanpa alasan syar’i dan tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.

Fitnah

Fitnah adalah menyebarkan kabar bohong atau menuduh orang lain dengan hal yang tidak pernah ia lakukan. Dalam konteks sosial, fitnah seringkali disebarkan dalam bentuk gosip atau isu tanpa verifikasi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ

Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu." (QS. An-Nur: 11)

Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa besar Haditsul Ifk, yakni fitnah terhadap Aisyah radhiyallahu ‘anha yang dituduh berselingkuh, padahal beliau suci. Allah SWT kemudian membebaskannya dari tuduhan tersebut dan mengajarkan kepada umat Islam pentingnya tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi.

Sumber:

Berita Terkait