Keteladanan Pengorbanan dan Keikhlasan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Keteladanan Pengorbanan dan Keikhlasan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Radarseluma.disway.id - Keteladanan Pengorbanan dan Keikhlasan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS. --

KHUTBAH IDUL ADHA 1446 H

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id 

الحمد لله الذي شرع لنا الأعياد، ووفق من شاء لطاعته يوم المعاد، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد:

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang mengiringi setiap langkah dan niat hidup kita, dalam suka maupun duka, dalam sempit maupun lapang. Karena hanya dengan takwa, seseorang akan memperoleh kemenangan dunia dan akhirat.

Pada hari yang mulia ini, hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 H, kita semua berkumpul di tanah lapang ini dalam semangat ibadah, penuh kebahagiaan dan keikhlasan. Hari ini bukan sekadar hari raya biasa, melainkan hari besar yang penuh makna spiritual, sejarah agung, dan keteladanan pengorbanan dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan putranya, Nabi Ismail ‘alaihissalam.

BACA JUGA:Menumbuhkan Empati Melalui Ibadah Kurban

Isi Khutbah: Makna dan Teladan Pengorbanan

Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah,

Idul Adha adalah momentum mengenang kembali peristiwa agung ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail AS. Sebuah perintah yang secara logika manusia sangat berat, namun Nabi Ibrahim AS menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah SWT.

Allah mengabadikan kisah ini dalam Al-Qur'an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’”  (Surah Ash-Shaffat: 102)

Subhanallah! Lihatlah betapa besar keikhlasan dan kepatuhan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Satu sisi, ada ayah yang diperintahkan menyembelih putranya. Di sisi lain, ada anak yang rela dan bersabar atas ketetapan Allah. Ini adalah ujian keimanan yang sangat dahsyat.

Namun Allah Ta’ala tidak menginginkan darah atau daging dari penyembelihan itu. Allah hanya menguji keikhlasan dan ketundukan mereka kepada-Nya. Maka Allah pun mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan dari surga:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Sumber:

Berita Terkait