Menghadapi Tantangan Hidup dengan Tawakal

Menghadapi Tantangan Hidup dengan Tawakal

Radarseluma.disway.id - Menghadapi Tantangan Hidup dengan Tawakal--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Hidup di dunia tidak lepas dari berbagai ujian dan cobaan. Setiap manusia, tanpa terkecuali, akan dihadapkan pada tantangan yang menguji iman, kesabaran, dan keteguhan hati. Ada yang diuji dengan kesulitan ekonomi, penyakit, kehilangan orang tercinta, hingga tekanan sosial yang bertubi-tubi. Dalam menghadapi semua itu, Islam mengajarkan satu sikap utama yang menjadi penopang keteguhan jiwa: tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tawakal bukanlah sikap pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, ia adalah perpaduan antara usaha maksimal dan penyerahan total kepada kehendak Allah. Tawakal adalah obat penenang jiwa yang paling mujarab, karena dengan bertawakal, hati seorang hamba merasa tenang bahwa hasil akhir dari segala urusan berada di tangan Allah yang Maha Bijaksana.

Pengertian Tawakal

Secara bahasa, tawakal berasal dari kata wakala (وَكَلَ), yang berarti menyerahkan urusan kepada pihak lain. Sedangkan secara istilah syar’i, tawakal berarti menyandarkan hati secara penuh kepada Allah dalam menghadapi segala urusan, dengan tetap berikhtiar secara maksimal.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan yang mana berbunyi:

"التوكل: اعتماد القلب على الله وحده في جلب المصالح ودفع المضار مع فعل الأسباب المشروعة"

Artinya::"Tawakal adalah menyandarkan hati hanya kepada Allah dalam mendatangkan manfaat dan menolak mudarat, disertai dengan menempuh sebab-sebab yang disyariatkan." (Ibnul Qayyim, Madarij As-Salikin)

Dari definisi ini, kita memahami bahwa tawakal bukan berarti meninggalkan usaha atau ikhtiar. Justru Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja dan berjuang sekuat tenaga, namun tetap menambatkan hati kepada takdir Allah.

BACA JUGA:Menjaga Kesucian Hati dari Dengki dan Iri

Dalil Al-Qur’an tentang Tawakal

Tawakal merupakan perintah langsung dari Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan pentingnya bertawakal Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah ayat 23 yang mana berbunyi: 

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Mā'idah: 23)

Ayat ini menegaskan bahwa tawakal adalah bukti keimanan seseorang. Semakin tinggi iman seseorang, semakin kuat pula tawakalnya. Dalam ayat lain, Allah SWT menjamin kecukupan bagi orang yang bertawakal dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat At-Thalaq ayat 3 berbunyi: 

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: “Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Thalāq: 3)

Ayat ini menjadi pelipur lara bagi setiap hati yang sedang dilanda kesulitan. Allah sendiri yang menjamin akan mencukupi kebutuhan hamba-Nya yang bertawakal. Maka, mengapa kita harus ragu?

BACA JUGA:Meningkatkan Kepedulian Sosial dalam Kehidupan: Sebuah Tanggung Jawab Bersama

Hadits Nabi tentang Tawakal

Rasulullah SAW memberikan banyak teladan dan nasihat tentang pentingnya tawakal. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits At-Tarmizi dan Hasan Shalih yang mana berbunyi: 

"لو أنكم توكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصًا وتروح بطانًا"

Artinya: “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung: pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi, hasan shahih)

Hadits ini menegaskan bahwa tawakal yang benar akan mendatangkan pertolongan Allah. Namun perhatikan, burung yang disebutkan dalam hadits itu tidak hanya diam di sarangnya, tapi ia keluar dan terbang mencari rezeki. Ini menjadi simbol bahwa tawakal harus disertai usaha nyata.

Kutipan Ulama Arab tentang Tawakal

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata yang mana berbunyi: 

"العلم اثنان: علم في القلب فذاك العلم النافع، وعلم على اللسان فذاك حجة الله على ابن آدم. والتوكل من أعمال القلوب لا من أعمال الجوارح"

Artinya:;“Ilmu itu ada dua: ilmu yang berada di hati, itulah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang hanya di lisan, itu adalah hujjah Allah atas anak Adam. Adapun tawakal termasuk amalan hati, bukan amalan anggota tubuh.”

Penjelasan ini menunjukkan bahwa tawakal adalah perihal keyakinan dalam hati. Meskipun tak terlihat oleh mata, namun kekuatannya sangat besar. Ia menjadi fondasi dari ketenangan batin dalam menghadapi guncangan kehidupan.

BACA JUGA:Pentingnya Ilmu dalam Menjalani Kehidupan

Contoh Nyata Tawakal dalam Kehidupan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW sendiri adalah teladan dalam hal tawakal. Ketika beliau dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bersembunyi di Gua Tsur saat hijrah ke Madinah, pasukan Quraisy hampir menemukan mereka. Namun, dalam kondisi yang sangat genting, Rasulullah berkata dengan penuh keyakinan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat At-taubah ayat 40 berbunyi: 

"لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا"

Artinya: “Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)

Kepercayaan dan penyerahan diri total kepada Allah inilah yang membuat Rasulullah tetap tenang. Allah pun melindungi beliau dari bahaya.

Buah Manis dari Tawakal

Tawakal menghadirkan banyak manfaat dalam kehidupan:

  1. Ketenangan jiwa: Orang yang bertawakal tak mudah panik. Ia yakin bahwa apapun yang terjadi sudah dalam genggaman takdir Allah.
  2. Kekuatan menghadapi ujian: Hati yang tawakal lebih kokoh karena menyandarkan kekuatannya pada Yang Mahakuat.
  3. Terbukanya jalan rezeki: Sebagaimana dalam QS. At-Thalaq ayat 3, Allah menjamin kecukupan rezeki bagi hamba yang bertawakal.
  4. Menumbuhkan rasa syukur dan sabar: Tawakal melatih hati untuk menerima hasil dengan lapang dada, tanpa kecewa berlebihan.

BACA JUGA:Menjadi Muslim yang Produktif dan Bermanfaat

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Tawakal adalah salah satu akhlak hati yang sangat agung dalam Islam. Ia menggabungkan usaha dengan keimanan kepada takdir Allah. Dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks, sikap tawakal menjadi benteng yang menjaga jiwa dari keputusasaan dan kegelisahan. Orang yang bertawakal sejatinya telah menyerahkan urusannya kepada Zat yang Maha Kuasa atas segalanya, sehingga ia tidak mudah putus asa atau berkeluh kesah.

Marilah kita jadikan tawakal sebagai bagian dari perjalanan hidup kita sehari-hari. Setelah berusaha semaksimal mungkin, gantungkan lah hati kepada Allah. Yakinlah bahwa apapun hasilnya, itulah yang terbaik menurut Allah. Sebab, Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Isro ayat 65 berbunyi: 

"وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا"

Artinya:;“Cukuplah Tuhanmu sebagai tempat berserah diri.” (QS. Al-Isrā’: 65)

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita hamba-hamba yang bertawakal dan diberikan keteguhan hati dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Aamiin. (djl)

Sumber: