Keutamaan Bersyukur atas Nikmat Allah SWT yang Telah Diberikan kepada Kita

Radarseluma.disway.id - Keutamaan Bersyukur atas Nikmat Allah SWT yang Telah Diberikan kepada Kita--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali. Setiap tarikan napas, gerak tubuh, bahkan detak jantung yang terus berdetak tanpa kita sadari adalah bukti nyata betapa luas dan dalamnya nikmat Allah SWT. Maka, bersyukur adalah bentuk ibadah hati yang sangat dicintai oleh Allah. Ia bukan sekadar ucapan, tetapi bentuk pengakuan, rasa cinta, dan kepasrahan kepada Sang Pemberi Nikmat.
Syukur dalam Islam bukanlah perkara remeh. Bahkan, keberlanjutan nikmat sangat erat kaitannya dengan seberapa dalam rasa syukur kita terhadap apa yang telah Allah berikan. Maka dari itu, umat Islam diperintahkan untuk senantiasa bersyukur dalam segala keadaan, baik dalam kelapangan maupun kesempitan, dalam suka maupun duka.
Makna dan Hakikat Syukur
Syukur secara bahasa berasal dari kata Syakara yang berarti memuji atas kebaikan. Secara istilah, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat Allah SWT dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan pengamalan dengan perbuatan. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa syukur adalah menyadari nikmat dari Allah, mencintai-Nya karena itu, dan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya.
Syukur memiliki tiga unsur utama:
1. Pengakuan dalam hati
bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT.
2. Pujian dengan lisan,
seperti mengucapkan "Alhamdulillah."
3. Penggunaan nikmat dalam ketaatan,
bukan dalam maksiat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: Surat Ibrahim ayat 7 yang mana berbunyi:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini merupakan janji Allah yang sangat tegas: siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya, dan sebaliknya, kufur nikmat akan membawa kepada azab. Maka, bersyukur bukan sekadar ekspresi keagamaan, tetapi juga sarana memperkuat dan memperbanyak nikmat.
BACA JUGA:Kiat Menjaga Kesabaran dalam Kehidupan Sehari-hari Pasca Satu Bulan Berpuasa Ramadhan
Dalam Surat lain Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 152 yang mana berbunyi:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)
Syukur dan dzikir adalah ibadah hati yang saling melengkapi. Dalam ayat ini, Allah menjadikan syukur sebagai salah satu bentuk interaksi aktif antara hamba dan Rabb-nya.
Nabi Muhammad Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam bersyukur. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَتَكَلَّفُ هَذَا، وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟
Artinya: Dari Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: Nabi SAW shalat hingga bengkak kedua kakinya, lalu dikatakan kepada beliau: 'Mengapa engkau melakukan ini, padahal dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni?' Maka beliau bersabda: 'Tidakkah aku menjadi hamba yang bersyukur?'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa syukur tidak hanya diucapkan tetapi dibuktikan dalam amal. Bahkan, Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang telah dijamin Surganya pun tetap memperbanyak ibadah sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.
Buah Manis dari Bersyukur
1. Nikmat Bertambah
Seperti dalam QS. Ibrahim: 7, Allah menjamin penambahan nikmat bagi orang yang bersyukur.
2. Mendapatkan keridhaan Allah
Orang yang bersyukur dicintai oleh Allah.
3. Dijauhkan dari siksa
Kufur nikmat mengundang murka Allah.
4. Menjadi hamba yang dekat dengan Allah
Syukur menjadikan seseorang lebih tawadhu, tidak mudah mengeluh, dan senantiasa bergantung kepada Allah.
BACA JUGA:Menggapai Ridha Allah Pasca Ramadhan dengan Amal Kebaikan
Contoh Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Bersyukur dengan lisan: Mengucapkan "Alhamdulillah" atas setiap kebaikan kecil maupun besar.
Bersyukur dengan hati: Menyadari bahwa segala kebaikan adalah dari Allah, bukan hasil semata dari usaha kita
Bersyukur dengan perbuatan: Gunakan rezeki untuk kebaikan, gunakan waktu luang untuk ibadah, dan gunakan ilmu untuk manfaat umat.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Syukur bukan sekadar ucapan, tetapi harus terwujud dalam sikap dan perbuatan. Ia adalah tanda rendah hati dan pengakuan atas kemahaagungan Allah SWT. Dengan bersyukur, hati menjadi tenang, nikmat bertambah, dan hidup penuh berkah. Maka, jangan tunggu datangnya musibah untuk mulai bersyukur. Biasakan diri untuk mensyukuri setiap hal, sekecil apa pun itu.
Semoga kita semua termasuk golongan hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur, sebagaimana doa yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman AS yang mana berbunyi:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku..." (QS. An-Naml: 19)
Demikianlah penjelasan yang dapat kami sampaikan semoga kita semua termasuk orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah SWT. Aamiin (djl)
Sumber: