Penjualan Semen di Februari 2025 Alami Pertumbuhan, Namun Semen Konstruksi Infrastruktur Terkontraksi

Penjualan Semen di Februari 2025 Alami Pertumbuhan, Namun Semen Konstruksi Infrastruktur Terkontraksi

Penjualan semen alami kenaikan--

 

 

JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Penjualan semen domestik pada Februari 2025 tumbuh sebesar 5,5% yoy dengan volume penjualan semen sebesar 4,7 juta ton. 

Pertumbuhan tersebut lebih baik daripada Februari 2024 (-2,57% yoy) dan Januari 2025 (-5,02% yoy).  Perbaikan penjualan semen domestik pada Februari 2025 disebabkan oleh peningkatan penjualan semen kantong. Penjualan semen kantong, yang umumnya digunakan untuk konstruksi properti tumbuh sebesar 9,8% yoy karena low based-effect dari -7,23% yoy pada Februari 2024.

BACA JUGA:Brand Value Meningkat Tajam, BRI Merek No.1 di Indonesia dan 323 Dunia dalam Daftar Brand Finance Global 500

BACA JUGA:Besok Pengumuman SNBP 2025, Cek Jadwal Daftar Ulang

 

Sebaliknya, penjualan semen curah yang umumnya digunakan untuk konstruksi infrastruktur terkontraksi sebesar -4,2% yoy pada Februari 2025 (vs. 9,91% yoy pada Februari 2024).

 

Menurut wilayah, penjualan semen wilayah Sumatera, Jawa dan Maluku-Papua tumbuh positif sementara Kalimantan, Sulawesi dan Bali-Nusa Tenggara mengalami kontraksi penjualan semen pada Februari 2025. 

Pertumbuhan penjualan semen tertinggi terjadi pada wilayah Sumatera yang tumbuh sebesar 15,5% yoy pada Februari 2025 (vs. -7,7% yoy pada Februari 2024). Kemudian diikuti oleh pertumbuhan penjualan semen di Maluku-Papua sebesar 11,8% yoy pada Februari 2025 (vs. -17,25% yoy pada Februari 2024). Sebaliknya, wilayah Kalimantan mengalami kontraksi penjualan semen terdalam pada Februari 2025 sebesar -14,9% yoy (vs. 22,7% yoy pada Februari 2025) akibat perlambatan aktivitas konstruksi di IKN.

 

Total volume ekspor semen dan klinker terkontraksi sebesar -5,5% yoy pada Februari 2025 dengan volume ekspor sebesar 1,14 juta ton. 

Angka penurunan volume ekspor tersebut jauh lebih rendah daripada Februari 2024 yang tumbuh sebesar 33,9% yoy dan Januari 2025 yang sebesar 3,0% yoy.

Sumber: