Legenda Asal Mula Pulau Enggano Propinsi Bengkulu
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Rabu 08-01-2025,11:29 WIB
Legenda Asal Usul Pulau Enggano Propinsi Bengkulu --
Radar Seluma.Disway.id - Pulau Enggano yang terletak di ujung Barat Daya Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu merupakan Pulau Kecil yang mempesona dengan keindahan alamnya.
Namun di balik Panorama indahnya Pulau Enggano tersimpan legenda yang menceritakan asal usul Pulau Enggano tersebut.
Legenda tersebut mengisahkan tentang seorang Raja yang hilang dalam pencarian keadilan hingga ia di kutuk menjadi Pulau.
Kerajaan di lain Barat pada zaman dahulu hiduplah seorang Raja bernama Raja Bintang yang memerintah sebuah Kerajaan kecil di Pesisir Barat Pulau Sumatera.
Kerajaan nya di kenal makmur dengan Laut yang kaya akan Ikan dan hutan yang lebat dan masyarakat hidup damai di bawah kepemimpinan Sang Raja yang bijaksana dan adil.
Namun Raja Bintang memiliki satu kelemahan yaitu ia sangat percaya pada ramalan.
Setiap keputusan penting Kerajaan ia selalu konsultasikan dengan para ahli Nujum termasuk dengan perjodohan putri nya yaitu Putri Aruna, ramalan yang membawa petaka.
Suatu hari seorang ahli Nujum Istana meramalkan bahwa Kerajaan akan kehancuran jika Putri Aruna dengan seorang pemuda bisa biasa.
Sehingga Sang Ahli Nujum menyarankan agar Sang Raja hanya menerima lamaran Kerajaan lain yang memiliki garis keturunan darah biru namun disisi lain Putri Aruna telah jatuh cinta kepada seorang pemuda nelayan bernama Kelana yang sering ia temui saat bertemu di tepi Pantai.
Ketika Raja Bintang mengetahui hal ini ia marah besar demi melindungi Kerajaan dari ramalan buruk, Raja Bintang memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Kelana dan di usir jauh di tengah Laut.
Putri Aruna mengetahui keputusan ayahnya sangat terpukul ia mencoba melarikan diri bersama Kelana akan tetapi usaha mereka digagalkan oleh para prajurit Istana sehingga Kelana di buang ke Laut dengan Rakit kecil sementara Putri Aruna dijaga ketat prajurit Istana.
Namun tidak lama setelah itu sebuah badai besar melanda Kerajaan sehingga gelombang laut yang dahsyat menghancurkan perkampungan nelayan sehingga Kapal-kapal Kerajaan tenggelam.
Dan Raja Bintang percaya bahwa badai ini adalah akibat kemarahan para Dewa atas tindakan nya memisahkan cinta sejati.
Pelayaran Raja Bintang dengan perasaan bersalah Raja Bintang memutuskan untuk mencari Kelana ke tengah Laut ia berharap dapat memperbaiki kesalahannya dan mengembalikan ketenangan bagi Kerajaan nya.
Bersama para prajurit nya ia menaiki Kapal besar dan memulai pelayaran panjang kearah Barat.
Hari demi hari Raja Bintang berlayar melintasi Samudera luas akan tetapi Raja Bintang tidak pernah menemukan Kelana, dalam keputusasaan nya ia berdoa kepada para Dewa untuk memohon ampunan dan keadilan bagi dirinya dan Kerajaan.
Menurut legenda doa Raja Bintang di jawab dengan dengan cara yang tidak terduga cahaya terang muncul di tengah malam dan Kapal Raja Bintang serta seluruh penumpang nya berubah menjadi daratan yang berlahan-lahan tenggelam ke dalam lautan dan daratan itu kemudian menjadi sebuah Pulau yang kini dikenal bernama Pulau Enggano.
Nama Enggano sendiri di percaya berasal dari kata dalam bahasa setempat yang berarti kehilangan atau penyesalan yang menggambarkan perasaan Raja Bintang yang gagal menemukan Kelana dan menebus kesalahannya.
Pulau Enggano kini di huni oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan yang unik dan berbeda dengan daerah lain di Bengkulu dan penduduk Enggano percaya bahwa Roh Raja Bintang masih menjaga Pulau Enggano hingga saat ini yang memberikan perlindungan kepada mereka yang menghormati alam dan kehidupan di Pulau itu.
Di beberapa titik Pulau terdapat beberapa batu besar yang dianggap sebagai peninggalan Kapal Raja Bintang dan batu-batu itu sering dijadikan sebagai tempat persembahan oleh masyarakat setempat terutama saat musim panen atau saat mereka hendak melaut.
Pesan legenda cerita tentang asal usul Pulau Enggano mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan antara cinta keadilan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.
Kepercayaan Raja Bintang yang terlalu percaya pada ramalan dan mengabaikan cinta Putri Aruna menjadi pelajaran bahwa kekuasaan tanpa hati nurani hanya akan membawa kehancuran.
Pulau Enggano dengan segala misteri dan keindahan alamnya menjadi saksi bisu dari legenda ini hingga kini masyarakat sekitar masih melestarikan cerita tersebut sebagai warisan budaya para leluhur dan menghubungkan mereka dengan para leluhur dan alam yang mereka cintai.
Pulau Enggano tetap berdiri kokoh di tengah lautan tidak hanya sebagai tempat yang indah tetapi tempat sebagai pengingat akan kisah Raja Bintang yang mencari penebusan tetapi akhirnya abadi dalam wujud yang berbeda (djl)
Sumber: