Meniru Xanh SM: Jalan Jakarta Menuju Taksi Hijau
Armada hijau --
Untuk mengatasi hal ini, Jakarta telah menerapkan langkah-langkah agresif. Dua zona emisi rendah (LEZ) kini membatasi kendaraan beremisi tinggi, mendorong penggunaan alternatif yang lebih bersih seperti mobil listrik. Aturan pelat nomor ganjil-genap semakin memberi insentif kepada kendaraan listrik dengan membebaskannya dari pembatasan lalu lintas. Selain itu, pengujian emisi untuk kendaraan tertentu menambah lapisan akuntabilitas lainnya. Namun, meskipun inisiatif ini penting, itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. Jalan yang paling menjanjikan ke depan terletak pada transportasi listrik.
Peran taksi listrik dalam menciptakan udara yang lebih bersih sudah jelas. Di Guangzhou, Tiongkok, sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menemukan bahwa taksi listrik mengurangi partikel hingga 34% dan nitrogen oksida hingga 51%[5]. Sebuah analisis tahun 2024 lebih lanjut menyatakan bahwa mengganti mobil berbahan bakar bensin dengan kendaraan listrik mengurangi emisi hingga 8,72 kilogram CO₂ per kendaraan setiap bulan[6]. Sementara itu, di Cambridge, Inggris, elektrifikasi 10% armada Hackney Carriage menurunkan emisi NOx di pusat kota hingga 11%[7].
Selain mengurangi polusi, taksi listrik menjadi katalisator bagi kesadaran publik. Setiap taksi menjadi papan iklan bergerak untuk keberlanjutan, menormalisasi kendaraan listrik, dan mendorong adopsi individu. Dalam hal itu, armada taksi memiliki kemampuan unik untuk mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan.
Pelajaran dari Xanh SM: Sebuah Cetak Biru untuk Jakarta
BACA JUGA: Bupati BS Intruksikan Gerakan PSN, Cegah Penyebaran Penyakit DBD
Taksi listrik lebih dari sekadar solusi lokal; mereka adalah bagian dari gerakan di seluruh dunia, dengan kota-kota besar di Amerika Utara dan Eropa yang memimpin.
Di Jakarta, Anda bisa mendapatkan inspirasi dari keberhasilan Vietnam dalam transportasi hijau, yang dipimpin oleh Xanh SM, operator taksi listrik murni terbesar di negara tersebut. Sejak diluncurkan di Hanoi pada tahun 2023, Xanh SM telah berkembang ke 56 dari 63 provinsi dan kota di Vietnam. Armadanya yang berjumlah 80.000 kendaraan—termasuk mobil listrik, sepeda listrik, dan unit yang dioperasikan oleh mitra—melayani jutaan penumpang setiap hari[8]. Secara kolektif, upaya ini telah memangkas 100.000 ton emisi CO₂ setiap tahunnya, yang setara dengan penyerapan karbon dari 4,7 juta pohon[9].
Sebagai perusahaan transportasi hijau multi-platform pertama di dunia, Xanh SM juga berkomitmen untuk membuat kendaraan listrik dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan menanamkan keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari, perusahaan ini meningkatkan kesadaran publik tentang kemudahan, kecerdasan, dan manfaat lingkungan dari mobilitas hijau.
"Xanh SM dianggap sebagai penyedia teratas dalam hal kualitas layanan, jangkauan, ukuran armada, dan kepuasan pelanggan, mengungguli layanan taksi tradisional dan berbasis teknologi," kata Mordor Intelligence[10]. Keberhasilan ini menggarisbawahi kelayakan elektrifikasi skala besar—sebuah model yang dapat ditiru Jakarta.
Memposisikan Jakarta sebagai Pemimpin Hijau
Sumber: