Dampak Sawit Trek Parah, Pasar Sepi, Buruh Panen Meradang
Tanaman Sawit--
SELUMA - Dampak dari turunnya harga Tandan buah sawit (TBS) atau trek yang dialami petani Seluma, ternyata berimbas ke sektor perekonomian. Diketahui untuk kabupaten Seluma sendiri untuk perekenomian juga bergantung dari penghasilan dari bertani, seperti sektor perkebunan sawit, karet dan sebagian kopi.
Salah satu contohnya, Buruh panen sawit yang mengandalkan pemasukan dari hasil timbangan sawit yang didapat, untuk saat ini penghasilan sawit yang semakin merosot pastinya berdampak besar bagi perekenomian Buruh panen.
Diungkapkan Julian Isnadi (40) salah seorang buruh panen di Kecamatan Seluma Barat, Dikatakannya panen dapat hasil 500 kg (2 hektare) sedangkan untuk upahnya berdasarkan timbangan, perkg nya dapat Rp 300.
" Kalau sawit ngetrek seperti ini, berangkat panen jam 8 pagi, jam 11 sudah selesai. Memang buah sawitnya nggak ada bahkan ada yang dua hektare hanya dapat 500 kg, sekarang ini memang sulit sejak mulai sawit alami trek" jelasnya.
Sementara itu, beralih ke sektor pasar kini pihak penjual juga mengeluhkan bahwa perekonomian sedang mengalami kemacetan, hal ini dijelaskan oleh Hidin (54) penjual kebutuhan pokok di Pasar Kamis, Tumbuan.
BACA JUGA:Hujan Turun, Harapan Petani Besar Sawit Berbuah Normal
BACA JUGA:Petani Sawit Resah Seluma Barat dan Lubuk Sandi, Rencanakan Sweaping Maling Bersama
" Sudah 4 bulan pasar sangat sepi, biasanya setiap jam 8 pagi masih padat pembeli, namun kini jam 8 sudah sangat sepi. Kalau saya pernah bertanya karena sawit trek salah satu penyebabnya" jelas Hidin.
Sumber: