Bisnis Asia Pasifik Dalam Ancaman Penipuan Canggih, Lakukan Kolaborasi Lintas Sektor yang Lebih Erat

 Bisnis Asia Pasifik Dalam Ancaman  Penipuan Canggih, Lakukan Kolaborasi Lintas Sektor yang Lebih Erat

Peningkatan penipuan di Asia Pasifik--

 

SINGAPURA, Radarseluma.Disway.Id,  - Media OutReach Newswire - 6 Agustus 2024 - Riset terbaru dari GBG, pakar terkemuka dalam identitas dan lokasi global, telah mengungkapkan bahwa hampir semua bisnis Asia Pasifik merasa khawatir tentang penipuan yang lebih terorganisir dan tersebar luas. Temuan tersebut merupakan bagian dari Laporan penipuan Global 2024 terbaru dari GBG, yang melakukan survei terhadap bisnis di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina, yang bergerak di bidang perbankan, perdagangan elektronik, pelayanan keuangan, teknologi keuangan, permainan, asuransi, pinjaman, dan telekomunikasi untuk mengukir tingkat dan jenis penipuan, serta bagaimana dampaknya terhadap bisnis, dan bagaimana cara mereka menanggapinya.

 

Lanskap penipuan Asia Pasifik

 

Dalam hal meningkatnya lanskap penipuan yang makin canggih dan terorganisir, 70% dari profesional pencegahan penipuan telah mengalami peningkatan jumlah upaya penipuan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini jauh lebih besar daripada EMEA (Europe, Middle East, and Africa) atau Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (55%) dan Amerika Serikat atau AS (48%). Hal ini ditambah dengan prevalensi dari penipuan yang mengincar peluang dan kemudahan sebagai suatu ancaman yang terkait bagi hampir dua pertiga (63%) dari responden yang mengikuti survei.

 

Dalam hal risiko keuangan, 11% mengatakan bahwa rata-rata nilai transaksi dari upaya serangan penipuan di organisasi mereka berkisar antara US$35.000 hingga US$50.000.

 

Apa vektor penipuan yang paling mengkhawatirkan?

 

Profesional pencegahan penipuan di wilayah ini mengakui evolusi GenAI sebagai tren yang paling signifikan dalam verifikasi identifikasi dan penipuan keuangan dalam tiga sampai lima tahun mendatang, dengan 35% di Asia Pasifik yang percaya bahwa inilah ancaman terbesar, jika dibandingkan dengan 27% di EMEA dan AS.

 

Ada banyak alasan di balik kekhawatiran yang makin meningkat ini. 27% di antaranya menganggap GenAI sebagai suatu alat untuk menciptakan lebih banyak identitas sintetis yang meyakinkan, sedangkan 26% percaya bahwa GenAI akan meningkatkan akurasi dokumen identitas yang palsu dan memiliki pengaruh yang kuat dalam phishing (pengelabuan) dan smishing (pengelabuan melalui pesan teks).

Sumber: