Kongres EAACI Dimulai di Valencia Spanyol, Pengobatan Presisi, Imunoterapi, dan Kecerdasan Buatan (AI)

Kongres EAACI Dimulai di Valencia Spanyol,  Pengobatan Presisi, Imunoterapi, dan Kecerdasan Buatan (AI)

Pengobatan Presisi, Imunoterapi, dan Kecerdasan Buatan (AI) sebagai Topik Utama--

 

VALENCIA, Spanyol, Radarseluma.Disway.Id,  -- Kongres Internasional EAACI dimulai dengan slogan “Merevolusi perawatan pasien melalui kekuatan ilmu data.” Selama empat hari ke depan, para ahli akan membahas kemajuan terkini di bidang yang berdampak ini. Alergi, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, mencakup berbagai kondisi.

 

BACA JUGA: TPG Seluma Triwulan I Rp 13 M, Segera Cair

BACA JUGA:Mitsubishi Pajero Sport, Mobil SUV Mewah dan Handal Desain Memukau Memikat Penggemar Pajero di Pasaran

Alergi obat adalah reaksi merugikan besar yang dapat menimbulkan konsekuensi serius. “Antibiotik, khususnya penisilin dan turunannya, merupakan obat yang paling sering menimbulkan reaksi alergi,” kata Maria Jose Torres, Sekretaris Jenderal EAACI. “NSAID, media kontras radiologi, dan kemoterapi juga bertanggung jawab atas sejumlah besar reaksi,” jelasnya.

 

Asma, terutama bila dikombinasikan dengan obesitas, mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup jika tidak dikelola dengan baik. “Dua kondisi kesehatan umum ini secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat,” tegas André Moreira, Ketua Program Ilmiah Kongres.

 

Topik besar lainnya adalah kemajuan yang dicapai dalam pengobatan alergi. Stefano Del Giacco, Presiden EAACI, menjelaskan, “Di bidang pengobatan presisi, mengidentifikasi varian genetik yang terkait dengan peningkatan kerentanan terhadap alergi dan menggunakan biomarker tertentu telah meningkatkan pengelolaan beberapa jenis alergi, sehingga memungkinkan pengembangan perawatan yang lebih personal. ”

 

BACA JUGA:Foto Penampakan Hantu di RSUD Tais Hoax

“Kami mencapai hasil yang luar biasa dalam penerapan imunoterapi untuk rinitis alergi dan asma,” kata Mübeccel Akdis, Ketua Program Ilmiah Kongres. “Hal ini juga berlaku untuk alergi makanan, dengan terapi oral atau personalisasi vaksin berdasarkan profil imunologi pasien.”

 

Sumber: