Gagal Panen, Jagung di Seluma Langka
Kepala DKP Kabupaten Seluma, Drs Amri, M.Pd--
PASAR TAIS, Radar Seluma,disway,id - Saat ini jagung di Kabupaten Seluma sedang langka. Hal ini juga dikeluhkan oleh peternak ayam petelur. Kalaupun ada, harganya sudah mencapai Rp13 ribu per Kilogram untuk jagung pecah pakan ternak. Naik Rp3.000 dari harga saat normal yaitu Rp10 ribu per Kilogram. Di tingkat petani saat ini harga jagung di kisaran harga Rp7 ribu per Kilogram hingga Rp8 ribu per Kilogram. Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Seluma Amri membenarkan soal kelangkaan jagung tersebut. Menurutnya saat ini DKP sedang berkoordinasi dengan Bulog.
"Ya betul, untuk jagung saat ini sedang langka. Tidak hanya di Seluma bahkan di Provinsi Bengkulu juga langka. Kalaupun ada harganya sudah sangat mahal," kata Amri, kemarin (29/1).
Amri menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kelangkaan ini akibat sejumlah petani yang menggarap lahannya dengan menanam jagung mengalami gagal panen. Sehingga ini yang membuat saat ini hampir bisa dikatakan tidak ada jagung di Kabupaten Seluma. "Ada gagal panen. Bukan karena petani tidak menanam jagung. Tapi ada masalah saat panen. Seperti petani di wilayah Seluma Selatan mereka banyak tanam jagung tapi itu tadi ketika panen terjadi kegagalan," jelasnya.
BACA JUGA:ODGJ Seluma Juga Miliki Hak Suara di Pemilu
BACA JUGA: Bluewater Luncurkan Solusi Pengisian Botol Ramah Lingkungan di Hotel dan Restoran Indonesia
Kondisi ini membuat sejumlah peternak unggas kelabakan. Para peternak mengaku kesulitan mencari jagung untuk pakan ternak mereka. Sekali mendapati, harganya cukup tak tinggi. Dan dikhawatirkan nanti akan terjadi kenaikan pada telur imbas dari peternak kesulitan mendapatkan pakan. “Kenaikannya cukup tinggi saat ini. Saat ini kita sedang koordinasi dengan Bulog dan meminta agar jagung dari daerah lain bisa didatangkan ke Seluma," jelasnya.
Ia menyadari, naiknya harga telur saat ini juga meresahkan masyarakat karena sering dianggap sebagai biang keladi tingginya inflasi. Untuk itu dia berharap masyarakat bisa memahami dan mencermati mekanisme peternakan ayam terutama petelur.
Ia juga menegaskan vitalnya jagung sebagai bahan baku dari pakan ternak. Menurutnya, para peternak tidak bisa mengambil risiko dengan mengganti jagung dengan bahan pakan lainnya.(adt)
Sumber: