Pendidikan di Zona Konflik: Kemajuan Teknologi untuk Pembelajaran di Chad

Pendidikan di Zona Konflik: Kemajuan Teknologi untuk Pembelajaran di Chad

Siswa berusia 14 tahun Sumaya Abdel Rahman Mahmoud Mohamad, tengah, mengangkat tangannya saat pelajaran, bagian dari program EdTech yang dikembangkan oleh War Child bernama 'Can't Wait to Learn', di sebuah sekolah di Kamp Pengungsi Djabel, Chad Timur . (M--

 

Dengan menggunakan Penilaian Kompetensi Internasional dalam Berhitung, War Child dan GPE KIX juga menganalisis pembelajaran lebih dari 800 siswa di 20 sekolah di tiga kamp pengungsi di Chad: Djabal, Gos Amir dan Goz Beida. Di 11 sekolah, Can't Wait to Learn menyumbang lebih dari separuh pelajaran berhitung setiap minggunya. Di 9 sekolah sisanya, pendidikan tetap berjalan seperti semula.

 

Hasil

 

Hasilnya menunjukkan bahwa antara bulan November 2021 dan Maret 2022, anak-anak yang berpartisipasi dalam program Tidak Bisa Menunggu untuk Belajar menunjukkan pembelajaran yang jauh lebih baik dibandingkan anak-anak dalam kelompok pembanding.

 

Anak-anak yang menggunakan Can't Wait to Learn belajar 50% lebih banyak dibandingkan anak-anak yang tidak menggunakan program ini.

Anak perempuan belajar empat kali lebih banyak dibandingkan anak laki-laki.

Anak perempuan memulainya dengan keterampilan berhitung yang lebih rendah dibandingkan anak laki-laki, namun keterampilan tersebut dapat dikuasai hanya dalam waktu 4 hingga 4,5 bulan.

 

Hasil ini penting mengingat tingkat kemiskinan belajar di Chad (tidak mampu membaca dan memahami teks sederhana pada usia 10 tahun) yang mencapai 98% di antara anak-anak yang menyelesaikan sekolah dasar. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, inisiatif teknologi seperti Can't Wait to Learn dapat membantu menjembatani kesenjangan gender dalam pencapaian pendidikan dan meningkatkan pembelajaran bagi anak-anak pengungsi di Chad.

 

Dalam penelitian yang lebih luas, Jasmine Turner, dari War Child, menyoroti wawasan penting mengenai strategi penskalaan, menekankan bahwa pendekatan "satu ukuran untuk semua" tidak berlaku secara universal. Dalam beberapa konteks, pemerintah siap menerima program teknologi, sedangkan dalam konteks lain, LSM dan perusahaan swasta lebih siap untuk memfasilitasi upaya peningkatannya. Kementerian Pendidikan Chad mendukung penelitian War Child dan meminta LSM-LSM untuk mendukung perluasan program Can't Wait to Learn di negaranya.

Sumber: