Pengusaha Batu Bata di Bengkulu Selatan Terancam Bangkrut! Pesanan Tidak Ada

Pengusaha Batu Bata di Bengkulu Selatan Terancam Bangkrut! Pesanan Tidak Ada

ata Merah Numpuk di Tempat Usaha--

 

 

BENGKULU SELATAN Radar Seluma.Disway.Id - Tidak sedikit para pengrajin batu merah sebelumnya sumringah,  dikarenakan harga bata merah diproduksi melejit dan harga pun melambung tinggi. Dari biasanya Rp.350 rupia per buah tembus Rp. 650 rupia per buah. Namun kini, warga  pemilik usaha batu bata merah nyaris gulung tikar/ bangkrut karena minimnya  permintaan alias sulit laku. "Pemilik usaha bata merah di Desa Pagar Dewa rata-rata nyaris gulung tikar, karena bata sulit laku dan permintaan saat ini minim meskipun harganya murah,"ungkap Jun (40) pemilik bata merah kepada awak media, Kamis (24/8/2023).

BACA JUGA:Joey Alexander, Nominasi Grammy Kelahiran Bali Tampil 15 & 16 September 2023

 

Diakui Jun, dengan kondisi seperti ini merasa prihatin dengan perkembangan usaha yang dilakoni puluhan warga di setempat meskipun harga bata anjlok harusnya laku terjual namun sebaliknya bata sudah siap dipasarkan numpuk di tempat usaha berbulan-bulan.

 BACA JUGA: Ajang Kompetisi Keindahan Tulisan Digelar FIFGROUP di F8 Makassar

 

Ia harga bata merah sebelumnya Rp. 450 rupia per buah dan kini Rp. 300 rupia per buah dan sudah termasuk ongkos muat malahan masih sulit laku. Bila terjual sudah membantu untuk menopang kebutuhan rumah tangga namun tidak terjual mau tidak mau adalah bersandar pada pemilik uang dibungakan. "Saat ini  sulit laku bata merah. Sementara biaya produksi membengkak,"beber Jun.

 

 

 

Menurut Jun banyak potensi yang dapat dikembangkan jika para pelaku usaha bata merah diberdayakan oleh pemerintah. Tapi, apa boleh buat potensi itu tidak masuk dan kurang diperhatikan, ini terbukti rata-rata warga Pagar Dewa kota Manna memiliki usaha bata merah hingga kini  pemerintah belum bisa selamatkan para pelaku usaha bata merah yang dihantui sulitnya memasarkan bata merah. "Selama ini bata merah laku dan lancar terjual karena banyaknya permintaan pembangunan, tetapi karena sepi pembangunan menjadikan semuanya serba sulit,"keluh Jun.

 

Sumber: