Tradisi Cari Jodoh Suku Kreung Kamboja, Orangtua Sediakan Gubuk Cinta Sebelum Menikah Buat Anak Gadisnya
gubuk untuk.mencari.pacar--
BACA JUGA: Wadau! SDN 67 Seluma Hanya Dapat 2 Murid Baru
Kamboja, Radar Seluma,Disway.id Suku Kreung di Kamboja memiliki tradisi unik untuk anak gadis saat mencari jodoh. Penduduk etnis ini mempunyai pemikiran yang terbuka dalam urusan seks.
BACA JUGA:Sah Jadi Bank Terbaik! Bank Mandiri Sabet Gelar Best Bank in Indonesia di 2023 versi Euromoney
Menjalani seks bebas bukan berarti etnis Kreung tidak menghargai harkat dan martabat wanita. Mereka menghargai emansipasi wanita, dimana para wanita memiliki hak sepenuhnya untuk memilih siapa yang dapat menjadi jodohnya kelak.
Melalui tradisinya, orangtua sengaja membangun gubuk cinta bagi anak perawan mereka saat mencapai masa pubertas antara 13-15 tahun.
Sang ayah akan membangunkan gubuk berbahan bambu, yang terpisah dari rumah keluarga sehingga anak gadis bisa bersosialisasi dan bereksperimen dengan anak laki-laki secara pribadi.
Setiap harinya mereka akan dikunjungi oleh pacar-pacarnya. Meskipun adat di sana memperbolehkan melakukan hubungan seks sebelum menikah, namun suku Kreung juga memiliki aturan.
Aturan itu yakni mereka hanya boleh melakukan hubungan seks dengan orang yang mereka cintai pada saat itu.
Orang Suku Kreung menanamkan pesan jika seks sebelum menikah dapat diterima. Ketika anak gadis berusaha menemukan pria yang tepat untuk dinikahi, mereka mengundang anak laki-laki yang diinginkan ke gubuk cinta untuk melakukan seks atau hanya berbicara tentang seks.
Biasanya anak laki-laki tidak agresif (mereka telah diajari bahwa perilaku hormat mereka terhadap anak perempuan akan memengaruhi keturunan keluarga mereka dan mereka menganggap tradisi ini dengan serius) dan membiarkan anak perempuan yang akan mengambil tindakan dalam tradisi tersebut.
BACA JUGA:Bermula Saling Dorong, Pengawal Airlangga Diduga Ancam Wartawan 'Gue Tembak Loe'
Gadis Suku Kreung menegaskan tradisi seksual dilakukan secara mandiri, serta mendapatkan persetujuan dan kepercayaan orang tua mereka dalam mengambil keputusan mereka dan mengklaim bahwa pondok cinta memberikan mereka kesempatan untuk mencari tahu pria mana yang mereka ingin nikahi.
Dalam budaya ini perceraian tidak pernah terdengar, begitupun kata 'pelacur' sama sekali tidak dikenal di kalangan Suku Kreung.
Sumber: