Abu Nawas, Cerdik Muncul Dalam Kisah 1001 Malam
Abu Nawas Kisah 1001 malam--
Ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar. Dzunuubii mitslu a daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali. Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat tuhan ku yang memiliki keagungan.
Wa umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali. Dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya. Ilaahii abdukal aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da aaka. Hamba mu telah berbuat dosa telah datang kepadamu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada mu. Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka. Jika engkau mengampuni, maka engkaulah yang berhak mengampuni. Jika menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada engkau.
Masyarakat Islam Indonesia, nama Abu Nawas bukan lagi sesuatu yang asing. Abu Nawas dikenal karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik Abu Nawas adalah Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Dilahirkan pada 145 H (747 M) di Kota Ahvaz di negeri Persia (Iran)
Ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol sejak kecil sudah menjadi yatim. Pada zaman dulu Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak, masa muda Abu Nawas penuh kontroversi yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam.
Sumber: