Masyarakat Tahu Janji Politik itu Palsu, Tapi...

Masyarakat Tahu Janji Politik itu Palsu, Tapi...

--

Radarseluma.disway.id - Agenda politik yang akan terjadi adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pada tahun politik, setiap partai politik (parpol) peserta pemilu, baik yang lama maupun parpol baru bersiap kampanye menjual harapan demi meraih simpati pemilih. Demikian juga dengan para politikus yang sangat berambisi menjadi penguasa baru, mulai dari bupati, wali kota, gubernur, anggota dewan, hingga presiden, akan sibuk deklarasi, memasang spanduk dan baliho yang memuat pencalonan dirinya serta dipajang di pinggir jalan.

Sejuta janji ditebar, seribu jurus jitu dikerahkan, dan pundi rupiahpun disiapkan, demi satu tujuan, menang menjadi pejabat. Janji jitu pun pasti ditebar di media sosial sebagai penyempurna safari politik dan blusukan dadakan demi meraih citra positif di mata massa. Padahal, mayoritas masyarakat sesungguhnya sudah tahu, kalau janji politik kebanyakan palsu. "Kalu la damping, mulai datang ke gumah, ngakuak sanak, selamo ni nido pernah tandang," ujar Gunawan Jaya, warga Ulu Talo kepada Radar Seluma. Menurutnya hal tersebut sudah tidak heran di tahun politik. Bahkan hal ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meraup pundi rupiah dari sang politikus. "Paslah, ughang butuh suaro, kita butuh tanci," gumamnya. Jika sudah begini, seakan mengkonfirmasi bahwa budaya politik uang memang sudah melekat di masyarakat. Mereka tahu janji politik itu palsu, namun mereka tidak peduli, karena sasarannya bukan ke janji, melainkan ke ekonomi. Masyarakat lebih memilih timbal balik secara instan daripada harus menunggu realisasi janji. (ian)

BACA JUGA:Menuju 2024, Isu Politik Identitas Bakal Lebih Tajam?

Sumber: