WALHI Tegaskan Perlawanan terhadap Ekonomi Ekstraktif

WALHI Tegaskan Perlawanan terhadap Ekonomi Ekstraktif

--

Torry Kuswardono, Dewan Nasional WALHI, menegaskan bahwa proses pemilihan kepemimpinan kali ini bukan sekadar kontestasi.

 

“Kami mengedepankan nilai persaudaraan, keteladanan, kolektif, dan kolaboratif. Prinsip kerja kami adalah menjadi kawan strategis dalam membangun soliditas melawan kekuatan ekonomi politik kapitalistik-ekstraktif. Hasilnya, seluruh anggota WALHI yang hadir – berjumlah 487 orang (perlu diverifikasi) – memilih secara aklamasi,” ujar Torry.

 

Sementara itu, Arie Rompas, juga dari Dewan Nasional WALHI, menekankan pentingnya memperjuangkan keadilan.

 

“Keadilan tidak datang dengan sendirinya, ia harus diperjuangkan. WALHI bersama rakyat akan memperjuangkannya. Keadilan ekologis harus didasarkan pada daulat rakyat dan demokrasi substansial. Saling menguatkan, membangun soliditas dan solidaritas adalah kunci kerja kita nantinya,” jelas Arie.

Dalam pidatonya, Boy Jerry Even Sembiring menegaskan bahwa WALHI akan menjadi rumah bersama seluruh gerakan rakyat.

“Kita harus menuntut negara kembali pada mandat konstitusionalnya. WALHI akan menunjukkan wajah garang terhadap kebijakan yang meminggirkan rakyat, sekaligus hadir dalam setiap gerakan rakyat lintas isu. Kami juga akan mendesak negara menghentikan pendekatan militeristik, mengoreksi kebijakan destruktif, serta segera mengesahkan undang-undang Masyarakat Adat dan Keadilan Iklim,” kata Boy.

 

Lebih jauh, Boy menambahkan bahwa WALHI akan terus berdiri di garda terdepan dalam penyelamatan lingkungan dan keselamatan rakyat. WALHI akan memperluas pendidikan, memperkuat pengorganisasian rakyat, serta menggelar kampanye masif di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Dengan kepemimpinan baru ini, WALHI bertekad menghimpun gerakan rakyat yang lebih besar untuk memperjuangkan Indonesia yang adil, berdaulat, dan lestari.

 

Sumber: