LRT Kabupaten Bandung Baru Beroperasi 2030, Ini Alasannya
Penumpang LRT--
BACA JUGA: Bahasa Serawai Daerah Seluma, Segera Masuk Kurikulum! Jadi Muatan Lokal
Proyek ini rencananya akan didanai oleh Green Infrastructure Initiative (GII) sebagai kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jerman. Selain LRT, pemerintah Kota Bandung juga tengah mengembangkan Bus Rapid Transit (BRT) yang sebagian kendaraannya berbasis listrik.
Dikemukakan bahwa kemacetan di Kota Bandung salah satunya juga akibat area layanan angkutan umum di kota ini belum sepenuhnya mencakup area pinggir kota. Dari 1.408 km jalan eksisting, hanya 526,7 km yang dilayani oleh transportasi umum. Rata-rata load factor angkutan umum yang hanya 36,6% (dari minimum 60%), menyebabkan angkutan umum Kota Bandung hanya mampu memenuhi 23% dari total pangsa angkutan Kota Bandung.Wisata Bandung Secara persebaran moda pun, angkutan umum hanya sebanyak 13% dari keseluruhan perjalanan yang ada.
Padahal, persentase People Near Transit (PNT) di Kota Bandung mencapai angka 82% dengan jangkauan area 77%. Atas dasar inilah, proyek LRT Bandung Raya menjadi sebuah solusi untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung dan sekitarnya. Menurut Ketua Tim Kerja Integrasi Moda Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Barat ketika itu yakni Chris Dwi, rencana pembiayaan program GII terhadap LRT Bandung mencakup beberapa rute yakni Leuwipanjang-Jatinangor, Martadinata-Banjaran, Gedebage-Majalaya.
“Saat ini progres pembangunan perkeretaapian Bandung sudah menyelesaikan dokumen Early Business Case (EBC), kemudian Outline Business Case (OBC) juga sudah selesai pada 2021,” tuturnya ketika itu.
Wisata BandungKuliner Jabar “Alhamdulillah persetujuan untuk mendapatkan Project Development Facility (PDF) dari Kementerian Keuangan sudah selesai, yang diharapkan bisa mendukung kelanjutan studi sampai kemudian dilanjutkan lelang investasi, financial closure dan mulai konstruksi pada 2026 kemudian operasional pada 2030. Ini sudah on schedule,” ucapnya menambahkan. Kabupaten Bandung Terkena Imbas Sementara itu Dinas Perhubungan dalam pemaparan proyek LRT Kabupaten Bandung di ajang West Java Investment Challenge atau WJIC 2025 yang dilaksanakan Juli 2025 di Bogor, mengemukakan bahwa peningkatan kondisi sosial dan ekonomi di Wilayah Metropolitan Bandung Raya berakibat terjadinya peningkatan pergerakan (mobilitas) masyarakat.Wisata Bandung Hal ini juga berimbas dengan meningkatnya permintaan akan penggunaan jasa angkutan umum massal yang aman, nyaman dan cepat di wilayah Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Anggaran Perbaikan Jalan di Seluma Hanya Rp 3,2 Miliar, dari DBH Sawit
BACA JUGA:Toyota Agya Stylix, Mobil Keluaran Baru dengan Desain Kecil Lebih Megah dan Canggih Menjadi Favorit
Untuk itulah, maka pengembangan transportasi yang aman, nyaman dan cepat, seperti Proyek Light Rapid Transit (LRT) Bojongsoang – Tegalluar menjadi sebuah kebutuhan. Berdasarkan rencana induk perekeretaapian Jawa Barat 2034, target penyelenggaraan perkeretaapian adalah mewujudkan layanan transportasi perkeretaapian yang memiliki pangsa pasar penumpang sebesar 13% dan barang sebesar 15% dari keseluruhan layanan transportasi di Jawa Barat. Berdasarkan kajian dalam rencana induk tersebut, potensial penumpang KA Perkotaan Bandung Raya adalah sebesar ± 7,9 juta penumpang per tahun atau sekitar 21.481 penumpang per hari. Mengutip dari laman DPMPTSP Provinsi Jabar, proyek LRT Kabupaten Bandung tersebut dinamakan proyek Transportasi Massal Berbasis Rel, Kabupaten Bandung dengan nilai investasi senilai Rp16 triliun. Proyek ini termasuk di antara 10 proyek investasi unggulan dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat yang lolos final di ajang WJIC 2025. Nantinya 10 proyek ini akan ditawarkan kepada investor dalam negeri dan luar negeri di ajang WJIS 2025 pada November 2025
Sumber: