Bahasa Serawai Daerah Seluma, Segera Masuk Kurikulum! Jadi Muatan Lokal
Dinas pendidikan seluma--
Seluma, Radarseluma.Disway.id - – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Seluma memastikan bahwa bahasa daerah Seluma akan mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah melalui mata pelajaran muatan lokal. Kebijakan ini sejalan dengan terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur pemanfaatan bahasa daerah dalam dunia pendidikan.
Kepala Disdikbud Seluma, Munarwan Safui, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang mempelajari secara detail isi Perbup tersebut agar penerapan di sekolah berjalan sesuai aturan.
“Sudah ada Perbup yang mengatur tentang penggunaan bahasa daerah Seluma. Kami sedang mempelajarinya lebih jauh agar penerapan di sekolah benar-benar efektif,” jelas Munarwan, Jumat (23/8).
Menurutnya, bahasa daerah perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan bagian dari identitas dan kearifan lokal masyarakat Seluma. Dengan masuknya bahasa daerah ke dalam muatan lokal, generasi muda diharapkan lebih mengenal, memahami, dan melestarikan bahasa asli daerahnya.
Selain itu, langkah ini juga selaras dengan kebijakan nasional yang memberi ruang kepada daerah untuk mengembangkan potensi lokal melalui kurikulum pendidikan. “Anak-anak perlu tahu bahasa daerahnya sendiri. Itu salah satu cara menjaga warisan budaya,” tambah Munarwan.
Penerapan bahasa daerah Seluma sebagai muatan lokal nantinya akan diintegrasikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah pertama. Disdikbud masih menyiapkan panduan teknis, termasuk penyusunan materi ajar dan pelatihan guru.
Munarwan juga menegaskan, selain sebagai upaya pelestarian, penggunaan bahasa daerah dalam pendidikan akan memperkuat rasa kebersamaan dan jati diri masyarakat Seluma. Hal ini penting agar anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akar budaya yang kuat.
Ia menambahkan, pemerintah daerah akan melibatkan para tokoh adat, budayawan, dan praktisi bahasa daerah untuk menyusun materi pembelajaran. Dengan begitu, bahasa Seluma yang diajarkan di sekolah tetap otentik dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari masyarakat.(adt)
Sumber: