Bahaya Tersembunyi Miokarditis: Waspadai Gejala Meski Tubuh Sehat

Bahaya Tersembunyi Miokarditis: Waspadai Gejala Meski Tubuh Sehat

Prima Trisna Aji--

 

Radarseluma.Disway.id - Awal yang Mengejutkan

Kisah nyata datang dari salah satu warga Jumapolo Karanganyar Bernama Andi (nama samaran), 28 tahun, rajin berolahraga dan jarang sakit. Suatu sore, sepulang lari santai ia merasakan nyeri pada dada dan napas terasa pendek. Ia mengira hanya kelelahan, hingga keesokan harinya ia pingsan saat berangkat kerja. Di rumah sakit, Andi divonis mengalami miokarditis peradangan pada otot jantung.

BACA JUGA:September 2025, KAI Layani 2,4 Juta Pengguna LRT Jabodebek

BACA JUGA:Pembangunan Rumah Keluarga Batita Cacingan di Seluma, Sudah 35 Persen

Kisah seperti ini mungkin terdengar dramatis, tetapi kasus serupa kian sering ditemukan. Miokarditis kerap datang diam-diam, menyerang orang yang tampak sehat, dan baru disadari setelah menimbulkan gejala serius.

Apa Itu Miokarditis?

Miokarditis berasal dari kata myo yang berarti otot dan carditis yang berarti peradangan pada jantung. Kondisi ini terjadi ketika lapisan otot jantung atau miokardium mengalami peradangan. Akibatnya, kemampuan jantung memompa darah terganggu, irama jantung bisa tidak teratur, bahkan dapat berujung pada gagal jantung atau kematian mendadak.

Penyebab miokarditis cukup beragam. Infeksi virus seperti influenza, Coxsackie, dan SARS-CoV-2 menjadi penyebab paling umum. Selain itu, bakteri, jamur, hingga komplikasi penyakit lain seperti demam berdarah juga dapat memicu miokarditis. Di Indonesia, kasus miokarditis dengue perlu diwaspadai karena cukup sering ditemukan pada pasien demam berdarah. Tidak hanya itu, reaksi sistem imun, penyakit autoimun, dan efek samping obat tertentu juga bisa memicu peradangan jantung. Meskipun jarang, beberapa laporan menyebutkan reaksi ringan pascavaksinasi juga dapat menimbulkan miokarditis, namun sebagian besar pulih dengan baik setelah ditangani.

Mengapa Bisa Menyerang Orang Sehat?

Selama ini banyak orang mengira penyakit jantung hanya menyerang kelompok usia lanjut atau mereka yang memiliki faktor risiko klasik seperti hipertensi dan diabetes. Nyatanya, miokarditis kerap mengenai orang muda hingga paruh baya, yakni mereka yang berusia 15 40 tahun, bahkan tanpa riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Peradangan jantung dapat terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi virus atau bakteri. Pada beberapa orang, kebiasaan berolahraga berat saat masih dalam masa pemulihan dari flu atau demam justru memperparah kondisi ini. Inilah yang menjadikan miokarditis sebagai bahaya tersembunyi: seseorang merasa sehat, tetap beraktivitas seperti biasa, hingga tiba-tiba mengalami gejala berat tanpa peringatan sebelumnya.

Gejala yang Sering Diabaikan

Gejala miokarditis sering menyerupai keluhan sehari-hari sehingga mudah diabaikan. Keluhan nyeri dada, misalnya, sering disalahartikan sebagai masuk angin. Sesak napas dianggap akibat kelelahan, detak jantung berdebar dianggap cemas atau kurang tidur, sementara kelelahan ekstrem kerap dihubungkan dengan aktivitas padat. Beberapa pasien juga mengalami pembengkakan di pergelangan kaki atau tungkai, pusing, bahkan pingsan mendadak.

Sumber: prima trisna aji