Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin

Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin

Radarseluma.disway.id -Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin--

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf (Muhajirin) dengan Sa’ad bin Rabi’ (Anshar). Sa’ad menawarkan setengah dari hartanya kepada Abdurrahman, bahkan bersedia menceraikan salah satu istrinya agar bisa dinikahi saudaranya seiman itu setelah masa iddah. Namun Abdurrahman bin Auf dengan bijak menjawab, “Semoga Allah memberkahi engkau dalam keluargamu dan hartamu. Tunjukkan saja padaku di mana pasar.”

Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa persaudaraan dalam Islam bukan sekadar ucapan, tetapi dibangun atas dasar cinta, keikhlasan, dan saling menghormati. Rasulullah SAW berhasil menanamkan nilai-nilai sosial yang tinggi, hingga kaum Muslimin hidup dalam harmoni dan saling menolong tanpa pamrih.

Dalil Al-Qur’an tentang Persaudaraan Anshar dan Muhajirin

Allah SWT memuji kaum Anshar dengan firman-Nya:

 وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya:
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka, mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tidak menaruh keinginan dalam hati terhadap apa yang diberikan kepada orang-orang Muhajirin, dan mereka mengutamakan (saudara-saudara seiman) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka membutuhkan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Ayat ini menggambarkan betapa murninya cinta kaum Anshar. Mereka tidak iri kepada kaum Muhajirin yang mendapat bagian harta rampasan perang, bahkan mereka lebih mendahulukan saudaranya daripada diri sendiri.

Rasulullah SAW menegaskan prinsip tersebut dalam sabdanya:

"لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ"

Artinya:
“Tidaklah seseorang di antara kalian beriman dengan sempurna hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa cinta dan kasih sayang antar sesama mukmin merupakan landasan utama bagi keberlangsungan masyarakat Islam.

BACA JUGA:Filosofi dan Makna Mendalam Kumandang Adzan: Suara Langit yang Menggetarkan Jiwa Umat dan Menyentuh Bumi

Pelajaran dari Persaudaraan Anshar dan Muhajirin

Kisah kasih sayang Rasulullah

1.Cinta karena Allah lebih kuat dari hubungan darah.

Persaudaraan Anshar dan Muhajirin bukan karena keturunan atau suku, melainkan karena keimanan. Inilah bentuk ukhuwah Islamiyah yang sejati.

2.Saling menolong dan berbagi rezeki.

Sumber:

Berita Terkait