Kisah Umar bin Khattab: Dari Singa Padang Pasir Menjadi Khalifah Agung Penegak Keadilan
Radarseluma.disway.id - Kisah Umar bin Khattab: Dari Singa Padang Pasir Menjadi Khalifah Agung Penegak Keadilan--
5. Membangun infrastruktur seperti jalan, pos, dan saluran air.
Keadilan Umar
Keadilan Umar sangat terkenal hingga diakui oleh kawan maupun lawan. Salah satu kisah masyhur adalah ketika putra gubernur Mesir memukul seorang pemuda Koptik tanpa alasan. Pemuda itu mengadu kepada Umar, dan Umar memanggil gubernur serta putranya ke Madinah. Umar memberikan cambuk kepada pemuda Koptik itu untuk membalas perlakuan semena-mena tersebut, lalu berkata:
"Sejak kapan kalian memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka?"
Perilaku ini mencerminkan firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan." (QS. An-Nahl: 90)
BACA JUGA:Menggetarkan Hati! Kisah Kedermawanan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Wafatnya Umar Bin Khattab
Pada tahun 23 H, Umar ditikam oleh Abu Lu’lu’ah al-Majusi saat memimpin salat Subuh. Luka itu membuatnya wafat beberapa hari kemudian. Sebelum meninggal, Umar tetap memikirkan umat dengan membentuk dewan syura untuk memilih khalifah penggantinya. Ia wafat dalam keadaan sederhana, tanpa meninggalkan kekayaan dunia, dan dimakamkan di samping Rasulullah SAW dan Abu Bakar.
Kisah Umar bin Khattab adalah bukti bahwa hidayah Allah mampu mengubah hati manusia yang paling keras sekalipun. Dari musuh Islam menjadi pembelanya, dari singa padang pasir menjadi khalifah agung yang memimpin dengan keadilan dan ketakwaan. Kepemimpinannya menjadi teladan hingga kini, mengajarkan bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan kehormatan untuk disombongkan.
Transformasi Umar bin Khattab menginspirasi bahwa perubahan hidup menuju kebaikan selalu mungkin, selama hati mau menerima kebenaran. Kepemimpinannya membuktikan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada pedang semata, tetapi pada keteguhan memegang prinsip keadilan, amanah, dan ketakwaan kepada Allah. Kisah ini patut terus dikenang, bukan hanya sebagai sejarah, tetapi sebagai panduan moral bagi generasi penerus. (djl)
Sumber: