Kisah Umar bin Khattab: Dari Singa Padang Pasir Menjadi Khalifah Agung Penegak Keadilan
Radarseluma.disway.id - Kisah Umar bin Khattab: Dari Singa Padang Pasir Menjadi Khalifah Agung Penegak Keadilan--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id -Sejarah Islam mencatat sejumlah tokoh besar yang perannya tidak hanya berpengaruh pada masa hidupnya, tetapi juga meninggalkan warisan moral, spiritual, dan politik yang bertahan hingga berabad-abad setelahnya. Salah satu sosok tersebut adalah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu seorang pemimpin yang dikenal tegas, adil, dan memiliki pengaruh mendalam dalam membangun peradaban Islam. Menariknya, Umar bukanlah seorang yang sejak awal berada di pihak Rasulullah SAW. Sebaliknya, ia pernah menjadi salah satu penentang keras dakwah Islam. Transformasinya dari musuh Islam menjadi khalifah agung merupakan kisah luar biasa yang penuh hikmah.
Awal Kehidupan dan Karakter Umar
Umar bin Khattab lahir dari Bani Adi, salah satu kabilah Quraisy yang disegani. Ia tumbuh menjadi pemuda yang kuat secara fisik, lantang dalam berbicara, dan terkenal keberaniannya. Umar dikenal sebagai "Singa Padang Pasir" karena ketegasannya dalam membela kebenaran (versi yang ia yakini saat itu) dan keberaniannya menghadapi lawan.
Namun sebelum masuk Islam, Umar sangat menentang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Ia melihat Islam sebagai ancaman terhadap tradisi Quraisy, status sosial, dan tatanan masyarakat Makkah. Penentangan ini bahkan membuatnya bertekad untuk membunuh Rasulullah SAW.
Perjalanan Hidayah
Kisah masuk Islamnya Umar menjadi salah satu momen paling dramatis dalam sejarah dakwah. Saat berangkat untuk membunuh Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Umar mendengar kabar bahwa adiknya, Fatimah binti Khattab, telah masuk Islam bersama suaminya, Sa’id bin Zaid. Amarah membuncah di hatinya. Umar mendatangi rumah mereka, memukul Sa’id, dan membuat Fatimah terluka. Namun, ketika melihat darah di wajah adiknya, hati Umar mulai luluh.
Di rumah itu, Umar melihat lembaran Al-Qur’an yang sedang dibaca Fatimah. Ia ingin membacanya, tetapi Fatimah menolak sebelum Umar mandi dan menyucikan diri. Setelah itu, Umar membaca Surah Thaha:
طه. مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى. إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى
Artinya: "Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar engkau celaka, melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)." (QS. Thaha: 1-3)
Bacaan itu menembus hati Umar. Ia pun menuju rumah Arqam bin Abi Arqam, tempat Rasulullah SAW berada, dan menyatakan keislamannya. Kejadian ini menjadi titik balik, mengubah seorang musuh Islam menjadi salah satu pembela terkuatnya.
Dalil tentang Perubahan Hati
Perjalanan Umar membuktikan kebenaran firman Allah:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
Artinya: "Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Qashash: 56)
Sumber: