Menjaga Hati agar Tetap Tulus dalam Beribadah
Radarseluma.disway.id - Menjaga Hati agar Tetap Tulus dalam Beribadah--
Orang yang hatinya tulus dalam beribadah memiliki beberapa ciri, antara lain:
1. Tidak peduli terhadap pujian dan celaan Manusia.
Ia tidak merasa lebih baik karena dipuji, dan tidak mengurangi semangat beribadah ketika dicela.
2. Selalu menyembunyikan amal ibadahnya jika memungkinkan.
Seperti shadaqah yang dilakukan secara diam-diam agar hanya Allah yang mengetahuinya.
3. Merasa dirinya belum layak diterima amalnya.
Ia selalu khawatir amalnya tidak diterima dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah dilakukan.
Allah SWT memuji orang-orang seperti ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Insan ayat 8-9 sebagaimana berbunyi:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (QS. Al-Insan: 8-9)
BACA JUGA:Menghindari Perbuatan Riya’ dalam Beramal di Bulan Dzulqa’dah
Bahaya Riya dan Sum’ah
Riya adalah melakukan ibadah untuk dipuji manusia, sedangkan sum’ah adalah beramal agar kebaikannya diketahui dan diperbincangkan orang lain. Kedua penyakit hati ini bisa menghapus pahala ibadah.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Ahmad yang mana berbunyi;
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
Sumber: