Angka-angka Trump yang Dipertanyakan dan Perang Dagang yang Akan Datang Pernyataan Media

Angka-angka Trump yang Dipertanyakan dan Perang Dagang yang Akan Datang  Pernyataan Media

--

BACA JUGA:Intip Sertifikasi Mitsubishi Pajero Sport 2025: Desain Lebih Memukau dan Gagah, Siap Bersaing di Indonesia

Tak perlu dikatakan lagi, hambatan perdagangan tidak dapat dihitung sebagai rasio antara defisit perdagangan dan impor: meskipun defisit perdagangan, impor, dan ekspor dipengaruhi oleh hambatan perdagangan, hambatan tersebut tidak secara unik ditentukan oleh hambatan tersebut. Pendekatan ilmiah terhadap hambatan perdagangan (hambatan tarif dan nontarif) justru merupakan pendekatan yang disajikan oleh Tholos Foundation dengan Indeks Hambatan Perdagangan Internasional ( https://www.tradebarrierindex.org/ ): edisi baru akan diluncurkan oleh CME dan Tholos di Jakarta pada tanggal 6 Mei ( https://marketedu.me/innovation-summit-2025/ ).

 

Maka jelaslah bahwa perang dagang dimulai dengan cara yang paling buruk: data yang dibuat-buat. Namun, jika reaksi marah dan antiperdagangan tampak dibenarkan, itu bukanlah jawaban yang tepat. “Era-era yang ditandai dengan perdagangan internasional bebas telah terbukti mampu membawa manfaat bagi konsumen dalam hal inovasi dan ketersediaan produk yang lebih besar dengan harga yang lebih murah”, kata Dr. Carmelo Ferlito, CEO CME.

 

"Negara-negara yang secara serius menentang pendekatan perdagangan Trump harus bereaksi dengan mendorong lebih keras lagi perjanjian perdagangan bebas bilateral dan multilateral; perjanjian perdagangan bebas yang harus diilhami oleh keyakinan terhadap manfaat menyeluruh dari perdagangan bebas dan bukan oleh upaya untuk menciptakan lebih banyak lagi perlindungan tersembunyi bagi industri dalam negeri", imbuh Dr. Ferlito, yang juga merupakan Anggota Fakultas di Universitas Prasetiya Mulya dan Dosen Tamu di Universitas Taylor.

 

Posisi istimewa Malaysia di ASEAN seharusnya menjadi kesempatan untuk mendorong ke dua arah:

 

Tingkat liberalisasi perdagangan jasa yang lebih tinggi, yang dapat mencakup pergerakan buruh;

Mendorong kebijakan perdagangan yang lebih agresif dengan Uni Eropa, mencoba meyakinkan UE bahwa hambatan nontarifnya tidak berbeda dengan proteksionisme Amerika.

Untuk pertanyaan media:

 

BACA JUGA:Cara Unik Abu Nawas Menyelesaikan Utang

 

Sumber: