Implementasi OBE menuntut kolaborasi lintas disiplin. Melalui pendekatan kolaboratif ini, setiap prodi dapat berbagi best practices, menyelaraskan capaian pembelajaran dengan kebutuhan industri, serta membangun standar mutu yang konsisten sesuai SN-Dikti dan KKNI.
Contoh konkritnya menurut Prof. Wahyudi Agustiono, di program studi keperawatan, ternyata ada minat yang tinggi bagi pengguna lulusan asal Amerika & Eropa karena disana mulai banyak masyarakat usia tua. Sehingga skill Bahasa Inggris sangat dibutuhkan, termasuk Bahasa Inggris komunikasi istilah-istilah medis. Terlebih selama ini peluang perawat kerja di Amerika & Eropa didominasi lulusan kampus Filipina karena Bahasa Inggris memang salah satu bahasa nasional mereka.
BACA JUGA: FIFGROUP Dukung Pembangunan Rumah Ibadah Lima Agama di Bandung, Salurkan Bantuan Rp216 Juta
Jadi kurikulum OBE akan merumuskan spesifik aktivitas berbasis project based yang bisa mengasah tidak hanya hardskill anak-anak di bidang anatomi keperawatan, tapi juga mengkomunikasikannya dalam istilah medis berbahasa inggris. Sehingga lulusan kampus nantinya tidak kalah bersaing dengan lulusan Filipina.
“OBE menjadi syarat akreditasi unggul. Kalau mau akreditasi unggul, perguruan tinggi harus punya sistem OBE yang baik, dan menyusun sistem ini tidak bisa satu bidang saja. Dari contoh saya di atas, orang keperawatan harus berkolaborasi dengan orang bahsa inggris,” tegasnya.
2. Pelatihan dan Pendampingan Dosen
Transformasi mindset dosen menjadi kunci utama keberhasilan implementasi OBE. Melalui program berkelanjutan seperti workshop, coaching clinic, dan capacity building, dosen dibekali kemampuan untuk berpindah dari paradigma teaching-based (kuliah berfokus pada dosen yang ceramah) menjadi student-centered learning (kuliah yang berfokus pada praktek dan melatih skill mahasiswa).
“Mahasiswa harus menjadi lifelong learners yang siap menghadapi era AI, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan future skills yang terus berkembang,” ujar Endang Kusmana.
3. Apresiasi dan Insentif
Budaya mutu tidak akan tumbuh tanpa penghargaan bagi inovasi. Pemberian recognition system bagi dosen dan unit yang berhasil menerapkan pembelajaran berbasis OBE secara efektif menjadi strategi penting. Apresiasi dan insentif mendorong semangat berinovasi, memperkuat motivasi dosen, serta menegaskan bahwa implementasi OBE adalah bagian integral dari peningkatan kualitas pembelajaran dan akreditasi institusi.