Rasulullah SAW: Teladan Seorang Ayah yang Selalu Mendoakan Kebaikan Anak-anaknya

Sabtu 18-10-2025,11:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Dalam kehidupan berkeluarga, peran seorang ayah tidak hanya sebatas sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pemimpin, pembimbing, dan pendoa bagi anak-anaknya. Doa seorang ayah memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW merupakan contoh terbaik dari sosok ayah yang penuh kasih, perhatian, dan senantiasa mendoakan kebaikan untuk putra-putrinya. Beliau tidak hanya mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada anak, tetapi juga menunjukkan melalui tindakan nyata bagaimana seorang ayah seharusnya berperan dalam mendidik dan mendoakan keturunan.

Rasulullah SAW adalah teladan agung dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal kasih sayang dan doa kepada anak-anaknya. Beliau bukan hanya seorang rasul dan pemimpin umat, tetapi juga ayah yang lembut kepada Fatimah radhiyallahu ‘anha, serta kakek yang penuh kasih kepada Hasan dan Husain radhiyallahu ‘anhuma. Dalam setiap langkahnya, Rasulullah SAW memperlihatkan betapa pentingnya doa seorang ayah sebagai bentuk cinta dan tanggung jawab spiritual terhadap anak-anaknya.

Doa Orang Tua untuk Anak dalam Pandangan Islam Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan betapa pentingnya doa orang tua, terutama doa seorang ayah, bagi kebaikan anak-anaknya. Salah satu doa yang paling indah terdapat dalam firman Allah SWT:

قَالَ رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang tetap mendirikan salat, demikian juga keturunanku. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Ayat ini menunjukkan bagaimana Nabi Ibrahim AS, sebagai seorang ayah, senantiasa mendoakan agar dirinya dan anak keturunannya menjadi orang yang taat dan istiqamah dalam beribadah. Rasulullah SAW pun meneladani doa ini, menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dalam mendidik anak-anak beliau.

Doa merupakan senjata mukmin yang mampu menembus langit. Doa seorang ayah, terutama yang dipanjatkan dengan penuh ketulusan, memiliki pengaruh luar biasa terhadap masa depan anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

Artinya: “Tiga doa yang mustajab: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa doa orang tua, termasuk ayah, tidak ada penghalangnya di sisi Allah. Maka, betapa beruntung seorang anak yang mendapatkan doa tulus dari ayahnya setiap hari.

BACA JUGA:Rasulullah SAW: Teladan Lembut dalam Mendidik Anak dengan Kasih Sayang dan Hikmah

Rasulullah SAW, Ayah yang Penuh Cinta dan Doa Rasulullah SAW memiliki hubungan yang sangat dekat dengan anak-anaknya. Dari putra-putri beliau, yang paling dikenal adalah Sayyidah Fatimah radhiyallahu ‘anha. Beliau sangat mencintai Fatimah dan selalu berdoa agar Allah memberkahinya. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا رَأَى فَاطِمَةَ رَحَّبَ بِهَا وَقَامَ إِلَيْهَا، وَقَبَّلَهَا وَأَجْلَسَهَا فِي مَجْلِسِهِ

Artinya: “Rasulullah SAW apabila melihat Fatimah datang, beliau menyambutnya, berdiri untuk menemuinya, mencium tangannya, dan mendudukkannya di tempat beliau.” (HR. Abu Dawud)

Hubungan ini menunjukkan kasih sayang mendalam seorang ayah. Beliau tidak hanya menyambut anaknya dengan penuh hormat, tetapi juga mendoakan kebaikan untuknya di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bahkan sering berdoa agar Fatimah dan keluarganya mendapatkan keberkahan, sebagaimana dalam riwayat lain:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمْ، فَأَحِبَّهُمْ، وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُمْ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka (Ahlul Baitku), maka cintailah mereka, dan cintailah orang-orang yang mencintai mereka.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga menunjukkan cinta dan doa kepada cucu-cucunya, Hasan dan Husain. Beliau sering memangku keduanya, mencium mereka, bahkan membawa mereka ketika sedang salat. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah memanjangkan sujudnya karena cucunya menaiki punggung beliau, dan beliau tidak marah sedikit pun. Hal ini menggambarkan betapa lembutnya hati Rasulullah terhadap anak-anaknya dan keturunannya, serta bagaimana doa dan kasih beliau menjadi pendidikan moral yang sangat mendalam.

Makna Doa Rasulullah SAW bagi Anak-anaknya Doa Rasulullah SAW bukan hanya sekadar permintaan kepada Allah, tetapi juga bentuk pendidikan ruhani. Dengan berdoa, beliau mengajarkan anak-anaknya untuk selalu bergantung kepada Allah dalam segala urusan. Rasulullah SAW mendidik putrinya, Fatimah, agar tidak bergantung pada manusia, tetapi mengandalkan doa dan zikir kepada Allah SWT.

Suatu ketika, Fatimah datang kepada Rasulullah SAW mengeluhkan pekerjaannya yang berat dan meminta seorang pembantu. Rasulullah tidak langsung mengabulkan permintaan itu, melainkan memberikan nasihat dan doa yang lebih berharga:

أَلَا أُعَلِّمُكِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنْ خَادِمٍ؟ تُسَبِّحِينَ اللَّهَ عِنْدَ مَنَامِكِ ثَلاثًا وَثَلاثِينَ، وَتَحْمَدِينَ اللَّهَ ثَلاثًا وَثَلاثِينَ، وَتُكَبِّرِينَ اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلاثِينَ

Artinya: “Maukah aku ajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada pembantu? Bacalah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 34 kali sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah bentuk cinta sejati seorang ayah yang menginginkan kebaikan dunia dan akhirat untuk anaknya. Rasulullah SAW mendidik Fatimah agar menjadi wanita yang sabar, kuat, dan selalu mengingat Allah.

BACA JUGA:Rasulullah SAW: Teladan Agung dalam Membela Kehormatan Keluarga dan Martabat Umat

Pesan Moral bagi Para Ayah di Zaman Sekarang Keteladanan Rasulullah SAW sebagai ayah yang selalu mendoakan anak-anaknya mengandung banyak pelajaran berharga bagi ayah-ayah masa kini. Di tengah kesibukan dan tuntutan dunia, seorang ayah hendaknya tidak melupakan peran spiritualnya dalam keluarga. Doa bukan sekadar ucapan, tetapi ikatan hati antara orang tua dan anak yang tak terputus oleh ruang dan waktu.

Ayah yang senantiasa mendoakan anaknya akan melahirkan generasi yang kuat, berakhlak, dan beriman. Sebaliknya, ayah yang lalai dari doa akan meninggalkan kekosongan batin bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, semestinya setiap ayah menjadikan Rasulullah SAW sebagai contoh—selalu berdoa dengan tulus, membimbing dengan kasih, dan mengasihi tanpa pamrih.

Rasulullah SAW adalah teladan abadi bagi seluruh ayah di dunia. Beliau menunjukkan bahwa cinta seorang ayah tidak hanya diwujudkan dalam pemberian materi, tetapi juga dalam bentuk doa dan kasih sayang yang ikhlas. Melalui doa, seorang ayah menyalurkan keberkahan kepada anak-anaknya dan memperkuat ikatan spiritual di antara mereka.

Doa seorang ayah dapat menjadi cahaya yang menerangi langkah anak-anaknya di dunia, sekaligus menjadi penyelamat di akhirat. Maka, marilah kita meneladani Rasulullah SAW dalam hal ini: memperbanyak doa untuk anak-anak, mendoakan agar mereka menjadi generasi saleh dan berguna bagi agama, bangsa, dan umat manusia.

Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa tugas seorang ayah tidak pernah berakhir, bahkan setelah anak-anaknya dewasa. Doa seorang ayah adalah warisan tak ternilai yang akan terus hidup bersama anak-anaknya. Semoga kita, para ayah masa kini, dapat mengikuti jejak beliau dalam kasih, doa, dan pengorbanan demi kebahagiaan keluarga di dunia dan akhirat. (djl)

 

Kategori :