BACA JUGA:Bupati BS Tegaskan Program Ketahanan Pangan, Jadi Tulang Punggung Ekonomi Masyarakat
Ketiga, penambahan anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan menjadi sebesar Rp. 35,2 triliun (vs. Rp. 24,6 triliun pada 2024). Sebaliknya, faktor risiko yang bisa menekan penjualan semen ke depan terutama berasal dari segmen konstruksi infrastruktur, yaitu pemotongan belanja pemerintah untuk infrastruktur pada 2025 dan masalah keuangan BUMN karya yang dapat membatasi kemampuannya dalam mengerjakan proyek-proyek konstruksi infrastruktur ke depan.