SINGAPURA, Radarseluma.Disway.id - Lanskap risiko siber dan asuransi pada tahun 2025 menunjukkan lingkungan ancaman yang kompleks dan terus berkembang.
Perusahaan-perusahaan asuransi besar semakin tangguh menghadapi serangan siber dengan penguatan keamanan siber serta kemampuan kesiapsiagaan dan respons yang membantu memitigasi dampak dari beberapa kerugian siber terbesar pada tahun 2025 hingga saat ini.
BACA JUGA:12 Tersangka, Uang Sitaan Rp103 M, Kasus Korupsi Tambang RSM
BACA JUGA:Toyota Hilux Terbaru Sertifikasi Harga Terbaru Sudah Ada, Lagi Promo, Kunjungi Dealer Terdekat
Namun, ketergantungan pada rantai pasokan digital, dampak dari perluasan regulasi privasi, dan serangan rekayasa sosial yang lebih canggih yang menargetkan karyawan juga memperluas cakupan potensi kerugian bagi semua perusahaan, menurut Prospek Ketahanan Keamanan Siber terbaru dari Allianz Commercial.
Selama paruh pertama tahun 2025, analisis klaim siber Allianz Commercial menunjukkan frekuensi notifikasi secara keseluruhan sejalan dengan aktivitas tahun sebelumnya dengan sekitar 300 klaim. Meskipun kecanggihan dan volume serangan yang dihadapi perusahaan semakin meningkat, tingkat keparahan klaim telah menurun lebih dari 50%, sementara frekuensi klaim kerugian besar turun sekitar 30%, didorong oleh investasi kumulatif perusahaan besar dalam keamanan siber, deteksi, dan respons.
Namun, lanskap risiko yang semakin luas berarti tidak ada ruang untuk berpuas diri. Serangan ransomware tetap menjadi pendorong utama insiden siber sementara fokus penyerang juga beralih ke perusahaan kecil atau menengah yang kurang tangguh terhadap serangan siber dan pelanggaran data. Secara keseluruhan, jumlah total klaim siber pada tahun 2025 diperkirakan akan tetap stabil (sekitar 700), dengan peningkatan aktivitas musiman yang diperkirakan terjadi sekitar Black Friday pada akhir November hingga akhir tahun.
"Beberapa serangan ransomware telah menjadi berita utama tahun ini, tetapi secara keseluruhan, kami melihat bahwa kerugian yang diasuransikan akibat serangan ini telah menurun pada tahun 2025 hingga saat ini. Peningkatan kemampuan deteksi dan respons tertanggung membantu menghentikan beberapa serangan sejak dini. Setiap langkah yang dilakukan penyerang, dan setiap menit mereka berada dalam sistem, dampaknya meningkat secara eksponensial. Biaya serangan ransomware yang berkembang menjadi pencurian data dan enkripsi bisa 1.000 kali lebih tinggi daripada insiden yang terdeteksi dan diatasi sejak dini," jelas Michael Daum, Kepala Klaim Siber Global di Allianz Commercial.
BACA JUGA:Suzuki Alpha Kuro, Varian Tertinggi! Target Terjual 300 unit Setiap Bulan
Ransomware masih menjadi pendorong terbesar klaim asuransi siber